Perusahaanyang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan akan tersingkir dari kancah persaingan bisnis. Ada 2 pendekatan dalam melihat bisnis dan lingkungan, antara lain: 1. Pendekatan yang Berorientasi Produsen (Producer Oriented Aproach) Pendekatan ini beranggapan bahwa produsen (perusahaan) merupakan hal yang terpenting atau produsen

4. Pendekatan dalam melihat bisnis dan lingkungan1. Nilai Pengelolaan Lingkungan Bagi PerusahaanPengelolaan lingkungan industri merupakan kegiatan yang harus dilakukan agar industrytetap berjalan dan berkelanjutan. Lingkungan sebagai salah satu pilar dari tiga pilarpembangunan berkelanjutan mempunyai peranan penting dalam industri berkelanjutan mencakup tiga aspek yaitu lingkunganEnvironment,ekonomi Economy dan sosial/ kesempatan yang sama bagi semua orangEquity dikenal sebagai 3E. Kaitan lingkungan dengan ekonomi dan sosial dalam suatu kegiatanindustri mencakup beberapa hal, di antaranya adalah biaya pengelolaan, bisnis, investasi, citraperusahaan, perdagangan, serta kesehatan dan keselamatan masyarakat Tempat Kedudukan dan Tempat PerusahaanA. Pengertian / Arti Definisi Lokasi PerusahaanLokasi Perusahaan adalah suatu tempat di mana perusahaan itu malakukan kegiatan perusahaan dapat berbeda dengan lokasi perusahaan, karena kedudukan perusahaanadalah kantor pusat dari kegiatan fisik perusahaan. Contoh bentuk lokasi perusahaan adalahpabrik tempat memproduksi Faktor-Faktor Pokok Penentu Pemilihan Lokasi Industri– Letak dari sumber bahan mentah untuk produksi– Letak dari pasar konsumen– Ketersediaan tenaga kerja– Ketersediaan pengangkutan atau transportasi– Ketersediaan energyC. Jenis-Jenis Lokasi perusahaan yang ditetapkan pemerintahLokasi ini sudah ditetapkan dan tidak bisa seenaknya membangun perusahaan di luar lokasi yangtelah perusahaan yang mengikuti sejarahLokasi perusahaan yang dipilih biasanya memiliki nilai sejarah tertentu yang dapat memberikanpengaruh pada kegiatan perusahaan yang mengikuti kondisi alamLokasi perusahaan yang tidak bisa dipilih-pilih karena sudah dipilihkan oleh emas di cikotok, tambang aspal di buton, tambang gas alam di bontang kaltim,dan lain Perusahaan yang Mengikuti Faktor-faktor EkonomiLokasi perusahaan jenis ini pemilihannya dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi seperti faktorketersedian tenaga kerja, faktor kedekatan dengan pasar, ketersediaan bahan baku, dan Perusahaan dan Lembaga SosialWalaupun segala kegiatan diarahkan untuk memperoleh keuntungan, perusahaan sebagailembaga sosial menawarkan kesempatan kerja, dan membayar pajak bagi dikemukakan bahwa perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi untukmenyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif memperoleh keuntungan. Unitkegiatan itu sering disebut sebagai lembaga sosial seperti lembaga sosial lainnya misalkankehidupan keluarga RT, desa, kota, kecamatan, kabupaten atau suatu kelompok manusia yangmempunyai tujuan tertentu seperti Yayasan sosial, Koperasi dll.

bisnispada tahun 1990 Balanced Scorecard terdiri dari dua kata 1 kartu skor Analisis Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard Pada April 25th, 2019 - Atas dasar permasalahan tersebut penulis mengambil judul " tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba Contoh Skripsi Balanced Scorecard idtesis
NILAI PENGELOLAAN LINGKUNGAN BAGI PERUSAHAAN Pengelolaan lingkungan industri merupakan kegiatan yang harus dilakukan agar industri tetap berjalan dan berkelanjutan. Lingkungan sebagai salah satu pilar dari tiga pilar pembangunan berkelanjutan mempunyai peranan penting dalam keberlangsungan industri. Pembangunan industri berkelanjutan mencakup tiga aspek yaitu lingkungan Environment, ekonomi Economy dan sosial/ kesempatan yang sama bagi semua orang Equity dikenal sebagai 3E. Aspek lingkungan tidak berdiri sendiri namun sangat terkait dengan dua aspek lainnya. Dalam kegiatan internal industri peluang untuk memadukan aspek lingkungan dan ekonomi sangat besar, tergantung bagaimana cara mengelola lingkungan dengan bijak dan menguntungkan. Faktor sosial yang sebagian besar menyangkut masyarakat sekitar atau di luar industri juga sangat terkait dengan pengelolaan lingkungan. Kaitan lingkungan dengan ekonomi dan sosial dalam suatu kegiatan industri mencakup beberapa hal, di antaranya adalah biaya pengelolaan, bisnis, investasi, citra perusahaan, perdagangan, serta kesehatan dan keselamatan masyarakat sekitar. 1. Biaya Berkaitan dengan Pengelolaan Lingkungan Apabila perusahaan ditanya mengenai biaya yang berkaitan dengan lingkungan maka jawaban yang pertama kali adalah biaya pengelolaan atau lebih sempit lagi biaya pengolahan limbah. Biaya yang berkaitan dengan lingkungan bagaikan fenomena gunung es di laut iceberg. Gunung es di laut yang tampak hanyalah bagian di atas permukaan , namun bagian terbesar adalah yang berada di bawah permukaan laut. Bagian yang tampak dari gunung menggambarkan biaya pengolahan limbah, yang hanya nampak kecil. Namun bagian yang tak tampak dari gunung es menggambarkan biaya yang berkaitan dengan biaya peraturan, biaya sertifikasi, biaya litigasi, biaya pembuangan dan penimbunan, biaya bahan yang hilang menjadi limbah, biaya menjaga citra perusahaan, dan biaya lain yang berkaitan dengan pengurusan permasalahan lingkungan. Dengan demikian maka sebenarnya biaya terkait dengan pengelolaan lingkungan bagi industri sangat besar, dan biaya ini semakin tinggi bagi industri yang mengabaikan lingkungan. Pengelolaan lingkungan terkait erat dengan bisnis maupun perdagangan global. Sertifikasi sistem manajemen lingkungan ISO 14001 merupakan salah satu aspek lingkungan dengan bisnis dan perdagangan global. Keterkaitan pengelolaan lingkungan industri dengan bisnis Banyak industri yang melakukan pengelolaan lingkungan dengan baik karena dorongan bisnis, dan hal ini merupakan sesuatu yang positif bagi lingkungan. Pemakaian bahan berbahaya dan beracun baik pada proses maupun produk semakin mendapat tekanan dari konsumen. Ada beberapa kasus pembeli yang membatalkan permintaan akan produk industri hanya karena perusahaan tidak melakukan pengelolaan lingkungan dengan baik. 3. Lingkungan dan Investasi Perbankan Dalam rangka investasi untuk pendirian industri dilakukan studi kelayakan baik aspek ekonomi, teknik dan lingkungan. Meskipun dari sisi kelayakan ekonomi dan teknik telah terpenuhi, namun apabila kelayakan lingkungan tidak terpenuhi maka investor atau bank tidak akan mengucurkan dana bagi keperluan investasi. Terkait dengan hal dimaksud, Bank Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia PBI tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, yang mengatur bahwa penilaian terhadap prospek usaha sebagai unsur kualitas kredit, meliputi penilaian terhadap upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan hidup. Pada Pasal 10 mengenai Kualitas Kredit ditetapkan berdasarkan faktor penilaian sebagai berikut a. prospek usaha; b. kinerja performance debitur; dan c. kemampuan membayar. Pasal 11 ayat 1 menyebutkan bahwa Penilaian terhadap prospek usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut a. potensi pertumbuhan usaha; b. kondisi pasar dan posisi debitur dalam persaingan; c. kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja; d. dukungan dari grup atau afiliasi; dan e. upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan hidup. 4. Lingkungan dan Citra Perusahaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang disingkat PROPER merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup KLH untuk mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi. Prinsip dasar dari pelaksanaan PROPER adalah mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui instrument insentif reputasi/citra bagi perusahaan yang mempunyai kinerja pengelolaan lingkungan yang baik dan instrumen disinsentif reputasi/citra bagi perusahaan yang mempunyai kinerja pengelolaan lingkungan yang buruk. Sistem peringkat kinerja PROPER mencakupi pemeringkatan perusahaan dalam 5 lima peringkat warna yang mencerminkan kinerja pengelolaan lingkungan secara keseluruhan, yaitu emas, hijau, biru, merah dan hitam Perusahaan berperingkat merah dan hitam merupakan perusahaan yang belum taat, perusahaan berperingkat biru adalah perusahaan yang taat, sedangkan perusahaan hijau dan emas adalah perusahaan yang pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan. Dengan demikian untuk perusahaan berperingkat emas, hijau, dan biru mendapatkan insentif reputasi, sedangkan perusahaan yang berperingkat merah dan hitam mendapatkan disinsentif reputasi. Peringkat merah dan hitam menunjukkan pengelolaan lingkungan yang masih kurang, dan pada gilirannya industri harus mengeluarkan sumberdaya yang dipunyai untuk memperbaiki pengelolaan dan kinerja lingkungannya. Peringkat merah dan hitam selain menyangkut citra perusahaan juga berhubungan dengan bisnis dan investasi. 5. Lingkungan dan Issu Global Pemanasan global global warming, terbentuknya lubang ozon merupakan contoh issu global lingkungan di antaranya disebabkan oleh kegiatan industri. Konsentrasi karbon dioksida hasil pembakaran hidrokarbon meningkat tajam sejak terjadinya Revolusi Industri, diyakini sebagai penyebab terjadinya pemanasan global. Pemanasan global ini dengan mudah dapat disamakan dengan efek rumah kaca greenhouse effect. Rumah kaca apabila terkena sinar matahari maka suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi dibanding dengan suhu di luar. Demikian pula pengaruh kadar karbon dioksida yang tinggi di atmosfer mepunyai efek yang sama dengan rumah kaca. Dengan semakin tingginya emisi karbon dioksida, industri dituntut untuk menggunakan energi dengan efisien dan mengurangi emisi karbon dioksida. Program Mekanisme Pembangunan Bersih [Clean Mechanism Develpomant] dikembangkan untuk mengurangi emisi karbon dioksida secara global. Lubang ozon ozone depletion merupakan permasalahan lingkungan terkini terkait dengan kegiatan industri. Ozon O3 di lapisan statosfer berfungsi menyerap radiasi ultraviolet uv membentuk senyawa oksigen O2 dan radikal oksigen O*. Dalam keadaan setimbang akan terjadi reaksi balik antara oksigen dengan radikal oksigen membentuk ozon. Adanya emisi CFC di bagian atas atmosfer akan bereaksi dengan radiasi ultraviolet menghasilkan radikal khlorine Cl. yang selanjutnya berfungsi sebagai katalis peruraian ozon. Pembatasan pemakaian bahan-bahan kimia penyebab kerusakan ozon dilakukan agar terbentuknya lubang ozon dapat dicegah. 6. Produksi dan Konsumsi Berkelanjutan Produksi dan konsumsi berkelanjutan adalah penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dan meningkatkan kualitas kehidupan, dengan meminimalkan pemakaian sumber daya alam dan bahan-bahan beracun, memperkecil timbulan limbah dan pencemar selama daur hidup produk sehingga tidak mengorbankan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya. Pengelolaan lingkungan bagi industri tidak hanya terbatas pada lingkungan internal dan sekitarnya saja tetapi sangat terkait dengan pengelolaan sumber daya yang diperlukan, pemakaian produk oleh konsumen sampai pada pertimbangan bagaimana bila produk sudah tidak digunakan lagi dan menjadi limbah. Konsumen mempunyai peran penting dalam menentukan keberlangsungan industri. Kampanye mengenai produk berwawasan lingkungan green product memaksa industri untuk selalu mendesain produk yang ramah lingkungan.
PENDEKATANDALAM MELIH and discover magazines on English Deutsch Français Español Português Italiano Român Nederlands Latina Dansk Svenska Norsk Magyar Bahasa Indonesia Türkçe Suomi Latvian Lithuanian český русский български العربية Unknown Lingkungan yang sangat luas, keras, dan tidak terduga memaksa para pelaku usaha selalu waspada. Tidak ada yang bisa menduga hal-hal tersebut akan berakhir positif atau negatif. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis lingkungan bisnis untuk memetakan posisi bisnis yang sedang dijalankan. Sebenarnya apa itu lingkungan bisnis dan analisis lingkungan bisnis? Simak pembahasan lengkapnya berikut ini. Business environment atau lingkungan bisnis adalah kondisi yang terjadi di sekitar bisnis atau perusahaan yang dapat berdampak pada laju usaha tersebut. Hal ini harus menjadi perhatian karena dapat memengaruhi performa perusahaan. Pada dasarnya, lingkungan bisnis adalah nilai keseluruhan dari individu, institusi, maupun kekuatan lain yang berasal di luar kontrol perusahaan, tapi perusahaan tetap bergantung pada mereka karena dapat memengaruhi performa dan keberlanjutan perusahaan. Memahami sifat lingkungan bisnis dan perubahannya merupakan bagian dari analisis lingkungan bisnis dan dalam merancang strategi kompetitif. Hal tersebut untuk memastikan perusahaan memiliki strategi sukses yang tepat, tidak hanya di masa sekarang, tetapi juga di masa depan. Hal-hal yang dapat menjadi pertimbangan dalam analisis lingkungan bisnis adalah kompetitor, pemasok, media, kelompok pelanggan, pelanggan, pemerintah, kondisi pasar, kondisi ekonomi, teknologi, pemodal, tren, dan beragam pihak lain yang berasal dari luar perusahaan. Contohnya, kebijakan kenaikan nilai Pajak Pertambahan Nilai atau PPN yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah berpotensi membuat pelanggan akan membeli produk dalam jumlah yang lebih sedikit daripada yang dijual. Dalam hal ini, bisnis harus menetapkan kembali harga jualnya agar bisa keluar dari masalah tersebut. Walaupun perusahaan tidak terlibat langsung dalam perubahan atau kebijakan tersebut, tapi perusahaan harus melakukan analisis lingkungan bisnis agar bisa tetap bertahan atau memanfaatkan kesempatan yang ada agar bisa meraih keuntungan maksimal. Faktor yang Memengaruhi Lingkungan Bisnis Dalam bisnis yang dijalankan, terdapat lingkungan yang memenuhi kebutuhan proses bisnis. Lingkungan dan bisnis saling melengkapi satu sama lain dan saling berkaitan. Berikut penjelasan mengenai lingkungan bisnis. Lingkungan bisnis dapat dimaknai sebagai seluruh komponen yang dapat memengaruhi maupun mendukung jalannya suatu bisnis. Lingkungan bisnis berperan penting dalam keselarasan lingkungan dan bisnis itu sendiri. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi lingkungan bisnis, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi struktur organisasi, budaya perusahaan, dan sumber daya perusahaan, citra perusahaan, sistem kepegawaian yang digunakan, hubungan dan relasi bisnis antarkaryawan, strategi pemasaran, serta kualitas dan tujuan dari bisnis yang dijalankan. Fungsi internal lingkungan bisnis pengaruhnya cukup besar bagi berputarnya bisnis tersebut. Sedangkan, faktor eksternal mencakup seluruh lapisan yang berada di luar perusahaan. Contohnya pelanggan atau konsumen, hubungan dengan relasi yang diajak bekerja, media yang digunakan untuk pemasaran bisnis, serta pesaing bisnis atau kompetitor. Baca juga Bahan Baku dalam Industri Pengertian, Jenis, dan Contohnya Dilansir dari buku Thomas L. Wheelen “Manajemen Strategis dan Kebijakan Bisnis”, hirarki lingkungan eksternal terbagi menjadi tiga tingkatan, antara lain 1. Lingkungan Fisik Alami Natural Physical Environment Lingkungan fisik terdiri dari sumber daya fisik, iklim, dan satwa liar. Mereka adalah lingkungan luar dan memengaruhi dua lingkungan lainnya, yaitu Lingkungan Sosial dan Lingkungan Tugas. 2. Lingkungan Sosial Societal Environment Lingkungan sosial terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi. Namun, meskipun perubahan dalam lingkungan alam dapat berdampak untuk perubahan dalam kebijakan politik dan ekonomi, sosial budaya, dan teknologi, tetapi tidak sebaliknya. Contohnya, fenomena pemanasan global akan memengaruhi cara pemerintah dalam mengambil kebijakan ekonomi. Pemerintah tentunya akan berusaha beradaptasi dengan perubahan-perubahan tersebut. Tetapi, baik pemerintah maupun masyarakat, mereka tidak dapat memengaruhi suhu global. Kita hanya bisa beradaptasi dengan melakukan kegiatan ramah lingkungan sebagai upaya mengurangi efek pada kenaikan suhu global. 3. Lingkungan Tugas Task Environment Lingkungan tugas mencakup interaksi antara perusahaan dan para pemangku kepentingan stakeholder, seperti pemerintah, pelanggan, pesaing, asosiasi perdagangan, serikat pekerja, kreditor, dan masyarakat. Dari jenis-jenis lingkungan bisnis tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahaan atau pemilik bisnis memiliki kendali atas lingkungan internal, tetapi tidak atas lingkungan eksternal. Perusahaan hanya beradaptasi dengan perubahan di lingkungan eksternal. Dalam hal ini, ketidakpastian dan besarnya efek harus menjadi pertimbangan pemilik usaha. Semakin tinggi ketidakpastian dan pengaruhnya, maka akan semakin besar tantangan strategis bagi perusahaan. Lingkungan eksternal yang dinamis akan memaksa perusahaan untuk bertindak dengan cepat dan tepat. Perencanaan skenario, intuisi, serta pendekatan pembelajaran sangat penting dalam bertindak dan mengambil keputusan. Dibutuhkan organisasi yang fleksibel sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat. Manfaat Memahami Lingkungan Bisnis Sebelum menjalani bisnis, calon pengusaha sebaiknya meluangkan waktu untuk mempelajari dan memahami lingkungan bisnis. Tujuannya adalah untuk menciptakan keselarasan antara lingkungan dan bisnis itu sendiri. Lingkungan bisnis yang baik akan memperlancar jalannya bisnis. Tidak hanya bisnis, lingkungan yang baik juga bisa menghasilkan dampak yang baik pula bagi seluruh lapisan bisnis dan masyarakat. Lingkungan bisnis yang dipelajari juga bisa menjadi acuan akan lifestyle atau tren terkini yang sedang diminati masyarakat. Hal tersebut bisa menjadi bahan untuk menentukan target pasar dan membuat strategi pemasaran. Karena itu, lingkungan bisnis berperan penting dalam peluang bisnis yang akan dibangun dan dijalankan ke depannya. Dengan mempelajari dan memahami lingkungan bisnis tersebut, peluang bisnis dapat dikembangkan. Selain itu, lingkungan bisnis memengaruhi keberhasilan dan profitabilitas perusahaan. Perubahan pada lingkungan bisnis pastinya akan ikut memengaruhi keputusan strategis perusahaan. Beberapa mungkin memiliki dampak tidak langsung, sementara yang lain memiliki dampak langsung. Beberapa contoh perubahan lingkungan bisnis yang harus diantisipasi Peristiwa alam seperti kebakaran hutan, perubahan iklim, dan bencana alam. Peristiwa politik, seperti pergantian kepemimpinan kepala negara, tindakan korupsi, dan aksi kerusuhan. Kondisi ekonomi, seperti resesi, tingginya suku bunga, devaluasi mata uang, dan hiperinflasi. Perubahan sosial budaya, seperti perubahan selera dan preferensi konsumen, pergeseran komposisi demografis, dan urbanisasi. Perubahan regulasi, seperti regulasi persaingan usaha, keamanan produk, dan perlindungan konsumen. Perubahan teknologi, seperti penetrasi Internet di daerah. Kondisi internal, seperti turn-over karyawan dan produktivitas karyawan. Seberapa besar dampak setiap perubahan lingkungan bisnis terhadap perusahaan, itu tergantung pada industri di mana perusahaan beroperasi. Contohnya, devaluasi mata uang akan memiliki dampak dan eksposur yang lebih besar kepada eksportir daripada perusahaan asuransi properti. Atau misalnya, pergeseran selera konsumen akan lebih berdampak pada industri makanan daripada industri keuangan. Pengertian Analisis Lingkungan Bisnis Analisis lingkungan bisnis adalah proses pemetaan dan pemantauan lingkungan bisnis dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis lingkungan bisnis adalah salah satu strategi yang digunakan perusahaan untuk meramalkan atau memprediksi dampak perubahan lingkungan bisnis terhadap perkembangan perusahaan. Analisis lingkungan bisnis harus dilakukan agar dapat memetakan posisi bisnis yang sedang dijalani. Tujuan analisis lingkungan bisnis adalah untuk mengidentifikasi kekuatan strength dan kelemahan weakness yang dimiliki perusahaan serta peluang opportunities dan ancaman threat yang dihadapi oleh perusahaan. Baca juga Apa itu Analisis SWOT? Pahami Melalui Contohnya! Teknik Analisis Lingkungan Bisnis Ada beberapa teknik analisis lingkungan bisnis yang berguna untuk membantu pemilik usaha memahami lingkungan eksternal bisnis. Berikut penjelasannya 1. Analisis PESTLE PESTLE ANALYSIS Analisis PESTLE adalah salah satu teknik metode manajemen risiko yang digunakan untuk mengevaluasi lingkungan eksternal bisnis. Analisis ini dilakukan dengan memecah peluang dan risiko menjadi faktor-faktor berikut. Politik Factor Faktor Politik Mengevaluasi sejauh mana kebijakan pemerintah dapat berdampak pada perusahaan dan brand. Hal ini mencakup analisis mengenai kebijakan politik dan stabilitas serta kebijakan perdagangan, fiskal dan perpajakan. Economic Factor Faktor Ekonomi Mengevaluasi dampak jangka panjang langsung atau tidak langsung hal-hal seperti pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, tingkat inflasi, suku bunga, pendapatan konsumen dan tingkat pengangguran terhadap brand. Sebab faktor ini akan memengaruhi daya beli konsumen. Social Factor Faktor Sosial Mengevaluasi dimensi sosial dalam masyarakat, seperti demografis, norma, adat istiadat, termasuk tingkat pertumbuhan penduduk, distribusi usia, distribusi pendapatan, kesadaran kesehatan, gaya hidup dan hambatan budaya. Technological Factor Faktor Teknologi Mengevaluasi hal-hal yang berkaitan dengan inovasi dalam teknologi yang dapat memengaruhi operasi industri dan pasar secara menguntungkan atau tidak menguntungkan. Legal Factor Faktor Hukum Mengevaluasi hal-hal yang terkait dengan hukum, seperti undang-undang ketenagakerjaan, undang-undang perlindungan konsumen, undang-undang hak cipta dan paten, serta undang-undang kesehatan dan keselamatan. Environmental Factor Faktor Lingkungan Mengevaluasi faktor lingkungan, seperti aspek ekologi, cuaca, dan perubahan iklim yang terutama dapat memengaruhi industri. 2. Analisis Pemangku Kepentingan Stakeholder Analysis Stakeholder analysis adalah proses mengidentifikasi para pemangku kepentingan di dalam perusahaan, baik perorangan atau kelompok. Hasil identifikasi akan menjadi evaluasi agar ada tindakan preventif dengan mempertimbangkan semua pihak yang terlibat. Analisis pemangku kepentingan sangat penting untuk menjawab kepentingan siapa yang harus dipertimbangkan ketika mengembangkan atau menerapkan strategi. Pemilik usaha harus secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang para pemangku kepentingan serta peran mereka di dalam perusahaan. Analisis ini bertujuan agar adanya kerjasama antara pemangku kepentingan dan tim pelaksana untuk memastikan kesuksesan proyek yang sedang berjalan. Contoh Analisis Lingkungan Bisnis Berikut adalah contoh analisis lingkungan bisnis dari faktor internal dan faktor eksternal Contoh Analisis Lingkungan Bisnis Internal Resource Sebuah perusahaan kerajinan dari kayu kelapa menggunakan bahan baku yang didatangkan dari Desa Maju Makmur. Capability Perusahaan tersebut mampu mempekerjakan 5 orang karyawan yang terdiri dari 1 orang desainer, 2 orang pengrajin, dan 2 orang pemasar produk. Core of Competence Perusahaan tersebut mampu menciptakan keunikan yang tidak dipikirkan pasar sehingga hal itu menjadi nilai tambah. Contoh Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal Threat of New Entries Pendatang baru pasti akan selalu ada. Untuk mencegah tersaingi, perusahaan berupaya membuat bisnisnya berbeda dan “stand out” dari calon kompetitor lainnya. Threat of Subtitle Products Sebagai bentuk dukungan terhadap produk ramah lingkungan, perusahaan membuat piring dari kayu kelapa. Bargaining Power of Customers Inovasi yang dilakukan oleh perusahaan harus didukung dengan harga jual yang layak. Namun, harga yang terlalu tinggi dapat memicu tumbuhnya kompetitor, sedangkan harga yang terlalu rendah akan kesulitan dalam meraih laba. Bargaining Power of Supplier Pohon kelapa memerlukan waktu tumbuh lama, sehingga pasokan bahan baku harus diatur agar tidak melakukan penebangan liar. Demi keberlangsungan lingkungan sekitar, perusahaan juga harus dapat mengendalikan limbah kayu yang berlebih. Kesimpulan Perusahaan atau bisnis yang baik harus dapat menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi pasar, serta mengikuti perkembangan zaman. Maksimalkan potensi bisnismu dengan menggunakan aplikasi majoo. Aplikasi wirausaha super lengkap yang memudahkan kamu dalam mengelola bisnis. Satu aplikasi banyak fungsi, satu harga untuk semua kebutuhan wirausaha. Terdiri dari aplikasi kasir online, aplikasi inventori, aplikasi keuangan dan akunting, aplikasi absensi dan karyawan, aplikasi CRM, serta aplikasi analisa bisnis. Yuk, rasakan pengalaman berwirausaha yang berbeda dengan menggunakan aplikasi dari majoo!
SULFIANA 2022. Analisis Kinerja Puskesmas dengan Pendekatan Balanced Scorecard pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Gilireng Kabupaten Wajo. Skripsi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Bapak Edi Jusriadi dan Ibu Saida Said.
Ghina Nurjihan / 23216021 IT-022234 Penulisan ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas rangkuman softskill mata kuliah Pengantar Bisnis. Dengan adanya tugas ini diharapkan penulis dan masyarakat umum dapat memahami tentang Perusahaan dan Lingkungan Perusahaan. Materi yang akan dibahas dalam blog ini antara lain pengertian perusahaan, tempat kedudukan dan letak perusahaan, perusahaan dan lembaga sosial, berbagai macam lingkungan perusahaan dan pengaruhnya terhadap perusahaan, dan yang terakhir pendekatan dalam melihat bisnis dan lingkungan. Penulis menggunakan metode studi pustaka dengan mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan materi ini yang diperoleh dari buku-buku dan internet. PERUSAHAAN Pengertian Perusahaan Menurut Molengraaff, Perusahaan merupakan Perbuatan yang dilakukan secara terus menerus untuk mendapatkan penghasilan. Caranya dengan memperdagangkan barang atau mengadakan perjanjian perdagangan. Molengraaff lebih menonjolkan perubuatannya, jadi hanya meliputi kegiatan usaha bukan sebagai badan usaha. Menurut Polak, Perusahaan dari segi komersilnya adalah Perusahaan yang memerlukan perhitungan laba rugi yang di catat dalam pembukuan. Laba merupakan tujuan utama setiap perusahaan. Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982, Perusahaan merupakan Bentuk usaha yang menjalankan usahanya bersifat tetap, terus menerus, yang didirikan bekerja, dan berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia yang bertujuan memperoleh laba/keuntungan. Tempat Kedudukan dan Letak Perusahaan Tempat dan letak perusahaan merupakan salah satu faktor pendukung untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Ketepatan pemilihan letak dan tempat akan berdampak baik untuk kelancaran perusahaan maupun efiensi biaya produksi. Maka harus di putuskan dengan baik yang ditinjau dari aspek ekonomi maupun aspek teknis. Disamping itu juga harus memikirkan fleksibilitasnya terhadap rencana dimasa depan dalam hal perluasan pabrik, diversifikasi produksi, daerah pemasaran hasil produksi, perubahan dan perluasan bahan baku, dll. Tempat kedudukan perusahaan merupakan kantor pusat perusahaan tersebut, dipengaruhi oleh faktor kelancaran hubungan dengan lembaga-lembaga lain. contohnya lembaga pemerintah, lembaga keuangan, pelanggan, dsb. Letak perusahaan merupakan pabriknya, dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan salah satu faktor penting untuk menunjang efisiensi perusahaan terutama dalam kaitannya dengan biaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya-harga bahan mentah/bahan pembantu -upah buruh -tanah -pajak -tingkat bunga -biaya alat produksi tahan lama -biaya atas jasa pihak ketiga Jenis-jenis Letak Perusahaan Terikat pada alam umumnya karena ketersediaan dan kemudahaan bahan baku. contohnya Perusahaan pertambangan timah di Indonesia memilih letak perusahaannya di Pulau Bangka dan Perusahaan pembibitan bunga memilih letak di Puncak karena iklimnya mendukung. Berdasarkan sejarah menjalankan aktivitasnya disuatu daerah tertentu karena alasan yang hanya dapat dijelaskan berdasarkan sejarah. contohnya perusahaan batik didirikan di Yogyakarta, karena awalnya batik dikerjakan para wanita keraton. Ditetapkan pemerintah atas dasar pertimbangan keamanan, politik, kesehatan, dll. contohnya Perusahaan bahan kimia ditentukan lokasinya agar sedikit terisolir dari masyarakat sekitar supaya limbah yang dihasilkan tidak mengganggu masyarakat. Dipengaruhi faktor-faktor ekonomi faktor yang berpengaruh penting dalam perusahaan yang bersifat industri adalah kedekatan dan ketersediaan bahan mentah, tenaga air, tenaga kerja, modal, kemudahan transportasi serta kedekatan pasar, dan kesesuain iklim Perusahaan dan Lembaga Sosial Perusahaan adalah tempat suatu kegiatan produksi dan tempat berkumpulnya semua faktor produksi dengan tujuan mendapatkan laba. Lembaga sosial adalah satu jenis lembaga yang mengatur tata cara dalam melakukan hubungan antar manusia dalam menjalani kehidupan dengan tujuan mendapatkan keteraturan hidup. Secara umum, dunia usaha didirikan untuk memenuhi keinginan manusia berupa barang dan jasa. Dalam pencapaiannya selalu terjadi interaksi antara perusahaan dengan lingkungannya, terutama dengan lingkungan eksternal yang tidak dikuasi langsung oleh perusahaan. Pada akhirnya akan memunculkan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pihak-pihak yang berhubungan secara langsung atau tidak dengan perusahaan, maka perusahaan harus memperhitungkan dampak sosial ekonomi yang akan dirasakan oleh pihak-pihak yang terkait. 2. LINGKUNGAN PERUSAHAAN Berbagai Macam Lingkungan Perusahaan dan Pengaruhnya Terhadap Perusahaan Lingkungan perusahaan dibedakan menjadi 2, yaitu Lingkungan Eksternal Tidak berpengaruh langsung terhadap kegiatan perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan dapat dibedakan menjadi Lingkungan eksternal makro tidak berpengaruh langsung terhadap kegiatan usaha. contohnya Politik dan Hankam, Hukum, Perekonomian, Pendidikan dan Kebudayaan, Sosial, Kependudukan, dan Hubungan Internasional Lingkungan eksternal mikro berpengaruh langsung terhadap kegiatan usaha. contohnya Pemasok/supplier, Perantara, Teknologi, serta Pasar 2. Lingkungan Internal Faktor yang berada dalam kegiatan produksi dan langsung mempengaruhi hasil produksi. Contohnya Tenaga kerja, Peralatan dan mesin, Permodalanpemilik,investor,pengelolaan dana, Bahan mentah-setengah jadi-pergudangan, Sistem informasi & administrasi sebagai acuan pengambilan keputusan. Pengaruhnya terhadap perusahaan Lingkungan fisik, energi, dan konservasi sulit diatasi dan memakan banyak biaya Ekologi ilmu yang mempelajari hub manusia dengan lingkungannya Polusi pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran sampah awet Lingkungan hukum yang mengandung hukum publik dan privat Lingkungan internasional konsep keseluruhan yang luas meliputi kegiatan dan masalah perekonomian dunia. Lingkungan pemerintah pemerintah memberi bantuan pada bidang komunikasi, financial dan transportasi. Lingkungan perekonomian dan perpanjangan memungut biaya pajak Pendekatan dalam melihat bisnis dan lingkungan Bisnis akan selalu dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan sangat erat. Apabila tidak mampu beradaptasi dengan baik maka lambat laun akan tersingkir oleh perusahaan-perusahaan yang lebih baik. Pendekatan dalam melihat bisnis dan lingkungan ada 2, yaitu Pendekatan yang berorientasi Produsen producer oriented aproach Pada pendekatan ini produsen merupakan hal yang terpenting atau perusahaan sebagai titik sentral , sedangkan konsumen masy sebagai faktor sekunder. 2. Pendekatan yang berorientasi Konsumen customer oriented aproach Pada pendekatan ini konsumen sebagai titik sentral sedangkan produsen sebagai faktor sekunder yang harus melayani kebutuhan harus selalu melihat kebutuhan dan keinginan mayarakat yang selalu berubah agar tetap bertahan di kancah persaingan. KESIMPULAN Perusahaan merupakan suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa. Perusahaan dan lembaga sosial harus berjalan secara beriringan karena perusahaan dalam mendapatkan laba harus tahu tata cara dalam melakukan hubungan antar manusia agar perusahaan tersebut berjalan dengan lancar. Tidak hanya dengan lembaga sosial dengan lingkungan sekitar pun harus berjalan beriringan juga agar tidak ada masalah dalam menjalan suatu perusahaan. REFERENSI Chrtistin H., Nurlela, Sugiarto, Paulus, Pengantar Bisnis. Gramedia.
DownloadPDF Manajemen Strategi Konsep Dan Model Bisnis eBook. You can read online on your kindle, Android, iPhone, iPad. Dalam Lingkungan bisnis yang bergolak, mengglobal, dan cepat berubah penuh dengan persaingan, mengakibatkan organisasi dengan mudah kehilangan visi dan misi.
Persoalan lingkungan hidup saat ini makin menjadi faktor penting bagi perkembangan bisnis. Dalam beberapa kasus bahkan bisnis tertentu mampu mencapai keunggulan kompetitif karena perhatiannya pada lingkungan hidup. Saat ini, misalnya, produsen consumer electronics yang menghasilkan produk yang membutuhkan energi listrik yang besar sudah ditinggalkan konsumennya. Makin langka dan mahalnya energi listrik, serta polusi yang ditimbulkan di pembangkitnya membuat konsumen lebih memilih merek yang lebih hemat energi, yang juga berarti lebih ramah lingkungan. Hal yang sama terjadi pada produk lampu. Bahkan beberapa perusahaan yang tampaknya tidak terlalu bersinggungan dengan lingkungan hidup, seperti produk kosmetik, pun menggunakan isu ramah lingkungan untuk keunggulan kompetitifnya, seperti misalnya The Bodyshop. Masalah lingkungan hidup tidak hanya mengubah praktek bisnis dan manajemen, tetapi juga mengubah konsep dalam berbisnis dan mengubah konsep dalam ilmu manajemen. Makin sulitnya membuang barang elektronik bekas di beberapa negara maju, bukan hanya menumbuhkembangkan praktek sharing seperti yang terjadi pada mesin cuci dan mobil, trade-in seperti yang terjadi pada penjualan televisi, dan leasing seperti yang terjadi pada produk mesin foto copy seperti saat awal mesin fotocopy dan peralatan kantor Xerox dipasarkan melalui Xerox Finance diunduh tanggal 10 Agustus 2015. Model penjualan dengan cara leasing membuat kita patut mempertanyakan konsep memperpendek daur hidup produk melalui inovasi dan penambahan fitur seperti yang terjadi saat ini. Perubahan yang penting tersebut, sayangnya belum banyak direspon. Hampir tidak ada buku yang secara komprehensif membahas perubahan yang akan menjadi semakin cepat terjadi di dunia ini. Jika ada buku seperti itu, pembahasannya fraksional menurut sudut pandang bagian dari ilmu manajemen tertentu seperti pemasaran hijau di Manajemen Pemasaran atau produktivitas hijau di Manajemen Operasi. Padahal perubahan tersebut bersifat komprehensif. Untuk itulah buku ini disusun. Buku ini dapat digunakan untuk perkuliahan baik pada level sarjana maupun pascasarjana di berbagai bidang yang bersentuhan dengan lingkungan hidup. Selain untuk perkuliahan, buku ini juga dapat digunakan oleh praktisi yang membutuhkan pengetahuan tentang faktor pendorong penting dalam bisnis, yaitu lingkungan hidup. Buku ini diawali dengan Bab 1 pembahasan masalah lingkungan hidup yang saat ini dihadapi oleh seluruh umat manusia, termasuk di dalamnya sektor bisnis, dan dampaknya bagi bisnis dan ilmu manajemen. Masalah lingkungan tersebut membutuhkan perubahan paradigma bagi pebisnis. Beberapa konsep dan teori dibahas pada Bab 2 sampai Bab 7 seperti corporate environmental management, greenpreneurship, green productivity, green marketing, clean technologies dan cleaner production, dan ekologi industri. Bab 8 sampai Bab 12 berisikan empat pendekatan utama untuk menyelesaikan masalah lingkungan hidup. Pertama, pendekatan berbasis pasar, khususnya tentang perdagangan karbon dan perdagangan sertifikat hak membuang limbah. Pendekatan kedua, berisikan pendekatan regulasi atau yang dikenal sebagai command and control atau atur dan awasi. Termasuk dalam pendekatan kedua adalah tentang pajak dan subsidi lingkungan yang sebenarnya merupakan pendekatan di antara pendekatan pasar dan regulasi. Pendekatan ketiga adalah pendekatan berbasiskan kesadaran produsen, khususnya akan dibahas tentang seri ISO 14000. Pendekatan keempat yaitu peran organisasi non pemerintah. Paradigma yang digunakan buku ini adalah bagaimana pebisnis dapat menyatukan kepentingan perhatian pada lingkungan hidup dan sekaligus dapat mencapai keunggulan kompetitif. Harapannya setelah membaca buku ini, pembaca tidak lagi melihat lingkungan hidup sebagai beban yang akan mengurangi keuntungan bagi perusahaan.... Three steps that should be conducted to implement GVSM are mapping all the activities, conducting a waste audit and energy audit Hadipuro, 2020 in all the manufacturing activities to eliminate non-value-added activities, and using Pareto Law to eliminate wastes as the results of the waste audit, and decreasing the energy consumption as the results of the energy audit. Pareto Law means that the focus will be on the activities which produce the biggest waste and use the biggest energy and try to look for improvement in those activities. ...... To make the future state, Hadipuro 2020 proposes four steps to take after drawing the current state ...Raymond Budihardjo Wijanto HadipuroThe role of the environment in business success is increasing from day to day. One of the ways to harmonize the goals of making a profit with the environment is by achieving green productivity. Green productivity means that companies can increase their productivity and at the same time improve their environmental performance. To reach that goal one of the ways is that businesses apply value stream mapping and make all the activities to be green which is known as a Green Value Stream Mapping. A combination of secondary data collection and Focus Group Discussions involving all relevant production staffs was conducted to get the initial data and the ideas to improve the performance of electricity, LPG, and water consumption at PT NIC Semarang. Compared to the initial data of the Current State Green Value Stream Mapping, the improvements resulted from the Future State Green Value Stream Mapping were a decrease in electricity consumption, a decrease in LPG consumption, and a 60% decrease in water consumption. From this empirical study, two important outcomes of future implications were found. For the food industry, implementing GVSM should be adjusted in such a way that the experiments to reach the Future State Green Value Stream Mapping will not affect the quality of the final products and that FGDs are very effective to generate ideas of improvements and getting commitments from production staffs to implement the improvements... Orang meninggalkan air PDAM sebagai pemasok utama untuk air minum dan air bersih akibat konstruk yang dibangun oleh Aqua. Hadipuro, 2020. ... Wijanto HadipuroIt is a textbook that can be used both by students, practitioners, and activists in the fields of natural resource management, especially those interested in the ideological debates behind natural resource management in a particular location or has not been able to resolve any references for this publication.
denganfaktor lingkungan bisnis. Ling - kungan bisnis dipandang sebagai trend per - ubahan yang dapat menciptakan kesempatan dan tanta ngan bagi organisasi (Swamidass dan Newel, 1987). Dalam menghadapi persaingan industri yang semakin ketat akibat per - ubahan -perubahan lingkungan bisnis memaksa pelaku -pelaku industri, baik sektor
Daftar Isi1 MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM PENGANTAR ELEMEN TINJAUAN SECARA MAKRO LINGKUNGAN EKONOMI DAN LINGKUNGAN Lingkungan MEMAHAMI ATURAN Ketahanan menghadapi Persaingan Membaca Kondisi Lingkungan KARAKTERISTIK INDUSTRI SECARA Ketidakpastian Teknologi Technological Uncertainty Ketidakpastian Strategi Strategic Uncertainty Pembeli Horison Waktu yang HAMBATAN Jaringan Bahan baku dan berbagai sumber MEMILIH Definisikan Secara Jelas Bidang Usaha yang akan Dijalankan oleh Usaha Mempelajari Persaingan yang Harus Mempelajari Kekuatan dan Sifat Mempelajari Nilai-tambah Usaha Perkiraan ukuran permintaan/ RANGKUMAN MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM SUMBER Memahami lingkungan usaha dalam bisnis akan dijelaskan dalam artikel berikut. Selamat membaca… PENGANTAR ELEMEN LINGKUNGAN Pemantauan terhadap kondisi lingkungan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memeriksa kondisi lingkungan luar maupun lingkungan internal suatu kegiatan usaha. Lingkungan luar terdiri dari berbagai sosial, baik yang bersifat peluang maupun yang dapat menjadi ancaman bagi kegiatan usaha yang terdapat di luar organisasi usaha tersebut, dan tidak dapat dikendalikan oleh si pengusaha. Kondisi dan konfigurasi sosial variabel ini akan menentukan situasi lingkungan luar yang harus dihadapi oleh kegiatan usaha. Lingkungan luar ini terdiri dari dua bagian, yaitu lingkungan tugas task environment dan lingkungan sosial societal environment. Lingkungan tugas mencakup elemen-elemen atau kelompok-kelompok yang secara langsung bisa mempengaruhi ataupun dipengaruhi kegiatan utama. Lingkungan tugas mencakup elemen-elemen atau kelompok-kelompok yang secara langsung bisa mempengaruhi ataupun dipengaruhi kegiatan utama organisasi seperti pemegang saham, pemerintah, supplier, komunitas sosial, kelompok-kelompok kepentingan seperti LSM, pesaing, pelanggan, pemberi pinjaman, serikat pekerja dan asosiasi usaha. Lingkungan tugas suatu jenis usaha sering dinamakan “industri” dari jenis usaha tersebut. Baca Juga CARA MENGANALISIS LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS Lingkungan sosial mencakup berbagai kekuatan yang bersifat umum dan tidak secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan jangka pendek perusahaan. Walaupun demikian, dalam jangka panjang berbagai kekuatan ini bisa terasa pengaruhnya, seperti tingkat pendidikan masyarakat, pendapatan per kapita, dan sebagainya. Lingkungan internal terdiri dari sosial variabel yang bisa berupa kekuatan maupun kelemahan, dan terdapat di dalam perusahaan, yang biasanya relatif dapat dikendalikan perusahaan. Variabel-variabel ini akan menentukan corak situasi dalam perusahaan menjalankan kegiatannya. Situasi tersebut dibangun oleh struktur kegiatan usaha, corak budaya, dan jenis sumber yang tersedia. Struktur kegiatan usaha menunjukkan cara yang biasa dijalankan dalam mengelola usaha ditinjau dari aspek-aspek komunikasi, otoritas, dan aliran kegiatan, seperti tergambarkan pada skema organisasi. Budaya menggambarkan corak kepercayaan, harapan, dan sistem nilai yang dianut oleh kebanyakan anggota organisasi, dan juga sesungguhnya menggambarkan corak perilaku yang biasanya dianut dan bisa diterima dalam organisasi. Sumber terdiri dari berbagai aset yang dimiliki, dan digunakan untuk mengubah bahan mentah input menjadi keluaran output berupa produk ataupun jasa. Berbagai jenis sumber antara lain mencakup sumber daya manusia, kemampuan manajerial, aset keuangan, fasilitas produksi, keterampilan, serta berbagai jenis kemampuan lainnya. TINJAUAN SECARA MAKRO LINGKUNGAN EKONOMI DAN LINGKUNGAN USAHA Penelaahan terhadap kondisi lingkungan secara makro perlu dilakukan terhadap 1 Lingkungan Ekonomi secara keseluruhan, dan 2 kondisi Lingkungan Usaha dari kegiatan yang dijalankan. Lingkungan Ekonomi Kondisi atau corak dari lingkungan ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan ataupun kegagalan dari suatu usaha yang baru dimulai. Akan tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa para Entrepreneur pada umumnya hanya menaruh sedikit perhatian terhadap usaha untuk menelaah, apakah lingkungan ekonomi yang dihadapi sesungguhnya mendukung ataupun merupakan ancaman terhadap usaha yang dijalankannya. Di lapangan kerap kali dijumpai pengusaha atau calon pengusaha yang berani menanamkan modalnya tanpa penelaahan kondisi lingkungan ekonomi secara memadai. Sesungguhnya, penelaahan yang memadai terhadap kondisi lingkungan ekonomi, bisa membantu para pengusaha ataupun calon pengusaha, untuk memahami kondisi yang dihadapi agar tidak terjebak dalam situasi yang menyulitkan. Baca Juga Lingkungan Bisnis dan Sistem Ekonomi Terdapat beberapa pertanyaan penting yang sebaiknya dipelajari apabila pengusaha atau calon pengusaha bermaksud untuk memulai sebuah usaha baru Kuratko, antara lain Seperti apa kondisi ekonomi negara tempat usaha baru akan dimulai?Seperti apa corak atau kondisi pasar tenaga kerja di mana usaha baru akan dijalankan?Apakah suku bunga yang berlaku relatif stabil atau selalu mengalami kenaikan?Berapa banyak perusahaan-perusahaan sejenis telah berdiri dan di kemudian hari mungkin menjadi saingan?Apakah perusahaan-perusahaan sejenis tersebut berukuran sama, ataukah bervariasi? Apakah berbeda ukurannya dengan usaha baru yang hendak dijalankan?Bagaimana penyebaran lokasi perusahaan-perusahaan sejenis yang berpotensi untuk menjadi saingan? Apakah lokasinya tersebar atau hanya terkonsentrasi di suatu daerah tertentu?Apakah perusahaan-perusahaan sejenis tersebut cenderung hanya melayani pasar lokal atau juga melayani daerah lain? Apakah ada perusahaan sejenis yang melakukan ekspor? Apakah memang terdapat peluang untuk memasarkan produk yang dihasilkan di pasar luar negeri?Adakah peraturan-peraturan pemerintah yang mungkin berpengaruh terhadap jenis usaha yang akan dijalankan?Bagaimana corak persaingan yang selama ini terjadi antara perusahaan- perusahaan sejenis? Jawaban terhadap beberapa pertanyaan ini akan memberikan gambaran awal tentang usaha yang dijalankan dan juga corak lingkungan ekonomi yang akan dihadapi. Baca Juga Eksternalitas dan lingkungan Problem serta Solusi Entrepreneur yang akan memulai usaha baru, perlu menyadari bahwa diperlukan sikap dan keterampilan tertentu agar memiliki kemampuan untuk membaca kondisi lingkungan ekonomi. Beberapa karakteristik yang dianggap paling penting disajikan berikut ini. Pengusaha atau calon pengusaha perlu memiliki pemahaman yang luas mengenai pengaruh lingkungan luar, terutama elemen-elemennya yang mungkin berpengaruh terhadap usaha yang hendak dijalankanPengusaha atau calon pengusaha perlu memiliki kemampuan untuk menafsirkan dan menerjemahkan pengaruh lingkungan luar menjadi pola pengelolaan ataupun pola pengambilan keputusan yang tepat dalam menjalankan usaha. Perumusan pola pengelolaan ataupun pola pengambilan keputusan yang tepat ini perlu bertumpu pada pemahaman yang menyeluruh holistic terhadap kegiatan maupun jenis kegiatan dalam usaha yang atau calon pengusaha perlu memiliki kemampuan negosiasi dan juga kompromi untuk menyelesaikan berbagai jenis konflik kepentingan yang terjadi karena berbagai jenis konstituen ternyata memiliki sasaran maupun sosial nilai yang atau calon pengusaha perlu memiliki kecerdasan intelektual yang memadai untuk mempelajari dan memahami berbagai permasalahan dan perkembangan yang terjadi di masyarakat. Pengusaha atau calon pengusaha perlu memiliki kemampuan berpikir jernih agar dapat menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi. MEMAHAMI ATURAN PEMERINTAH Perusahaan perlu menaati peraturan dan undang-undang yang berlaku di tempat perusahaan itu menjalankan kegiatannya. Karena itu, ongkos-ongkos yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan maupun besarnya keuntungan yang dapat diperoleh bisa dipengaruhi oleh perubahan peraturan pemerintah yang berlaku di daerah itu. Keputusan-keputusan mendasar seperti jenis usaha yang akan dijalankan, produk ataupun jasa yang akan dipilih sebagai keluaran perusahaan, lokasi kegiatan, cara memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan, harga yang hendak ditawarkan, dan berbagai keputusan mendasar lainnya akan terpengaruh oleh aturan-aturan yang berlaku. Berbagai contoh di Amerika Kuratko, menunjukkan bahwa aturan-aturan yang dikeluarkan pemerintah sering kali mempengaruhi usaha berukuran kecil dari berbagai segi seperti Harga Usaha kecil sering kali terpaksa menaikkan harga jual produk atau jasa yang dihasilkannya untuk mengimbangi kenaikan ongkos yang terjadi karena berusaha memenuhi aturan-aturan pemerintah. Di Indonesia sering kali perusahaan terpaksa membaikkan harga untuk mengimbangi biaya-biaya tidak resmi yang harus dipenuhi oleh perusahaan di lapangan. Ketahanan menghadapi perubahan Dampak dari aturan yang baru ataupun peraturan yang berubah sering membawa konsekuensi sosial dengan proporsi yang lebih memberatkan bagi usaha berukuran kecil. Persaingan Usaha Aturan-aturan pemerintah yang baru ataupun yang mengalami perubahan sering lebih terasa dampaknya pada perusahaan-perusahaan berukuran kecil sehingga cenderung membuat usaha kecil menjadi lemah dalam persaingan, terutama menghadapi usaha berukuran besar. Pengelolaan Aturan pemerintah sering kali memaksa usaha berukuran kecil untuk mengorbankan waktu dengan proporsi yang lebih besar agar dapat memenuhi berbagai aturan tersebut. Mental Berbagai jenis kesulitan, kegagalan, penghamburan waktu, dan lain-lain sering kali membuat pengusaha kecil menjadi lebih mudah frustrasi. Karena berbagai kelemahan tersebut tidak mengherankan apabila banyak usaha berukuran kecil yang berusaha menghindar dan tidak mematuhi aturan pemerintah. Membaca Kondisi Lingkungan Usaha Ahli strategi yang terkenal, Michael E. Porter, berpendapat bahwa kegiatan membaca kondisi lingkungan pada dasarnya dilakukan agar mampu menjawab dua buah pertanyaan penting, yaitu Seperti apa karakteristik struktur industri dari jenis usaha yang kita jalankan? Bagaimana kemungkinan perubahan yang mungkin bisa terjadi dalam struktur industri tersebut? Apakah perubahan tersebut akan membawa peluang sehingga menjadi jenis industri ataupun usaha yang kita jalankan menjadi menarik?Bagaimana posisi sosial perusahaan yang kita jalankan dalam struktur industri tersebut? Pertanyaan ini muncul karena pada jenis industri yang menarik sekalipun, keberhasilan perusahaan hanya akan tercapai apabila perusahaan yang kita jalankan memiliki posisi sosial yang baik dalam struktur industri. Sebaliknya, sekalipun kita berada dalam sosial industri yang kurang menarik, perusahaan akan tetap mampu mencapai keberhasilan apabila menempati ceruk usaha yang tepat. Porter selanjutnya berpendapat bahwa perusahaan berukuran kecil tidak akan cukup memiliki kekuatan untuk mempengaruhi ataupun mengubah struktur industri sosial yang digelutinya, dan cenderung hanya memiliki kemampuan untuk memiliki posisi yang baik, yaitu apabila perusahaan kecil itu memiliki dan mampu memanfaatkan keunggulan kompetitif yang dimilikinya. Dalam usaha untuk memahami kondisi lingkungan, pemahaman terhadap corak struktur industri yang ditempatinya merupakan langkah penting berikutnya bagi sebuah perusahaan yang baru berdiri. Berikut ini dijelaskan elemen-elemen penting yang ikut bermain dalam suatu jenis struktur industri, dan perlu mendapat perhatian dari perusahaan-perusahaan yang berada dalam struktur industri tersebut. Selanjutnya, pada gambar berikutnya, ditunjukkan secara rinci dan menyeluruh rangkaian pertanyaan yang dapat digunakan untuk memahami karakteristik dari suatu jenis struktur industri KARAKTERISTIK INDUSTRI SECARA UMUM Walaupun ukurannya berlainan dan juga tingkat atau kecepatan perkembangannya berbeda-beda, industri baru yang sedang tumbuh biasanya secara umum memiliki karakteristik yang sama, yaitu sebagai berikut. Ketidakpastian Teknologi Technological Uncertainty Pada industri yang masih sedang tumbuh biasanya teknologi yang digunakan belum cukup ajeg. Karena relatif masih baru dan juga sedang tumbuh, belum sepenuhnya dipahami konfigurasi produk atau jasa yang paling baik, dan juga belum sepenuhnya dipahami jenis teknologi yang paling efisien untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut. Penggunaan masing-masing jenis teknologi dalam praktek juga belum dikuasai sepenuhnya. Karena itu, dalam pertumbuhan industri sering kali terjadi ketidakpastian teknologi. Ketidakpastian Strategi Strategic Uncertainty Karena teknologi produksi yang digunakan masih berubah-ubah, maka corak strategi yang digunakan juga masih dalam taraf mencoba-coba untuk menemukan strategi yang paling baik bagi perusahaan. Pada saat awal pertumbuhan, perusahaan-perusahaan pada suatu sosial industri yang sedang tumbuh akan menggunakan pendekatan atau strategi yang berbeda-beda dalam penetapan posisi produk atau jasa yang dihasilkan product positioning, dalam penetapan harga, dalam penetapan ragam produk atau jasa yang dihasilkan, dan juga dalam pemilihan jenis teknologi yang digunakan. Pembeli Pemula Pembeli produk atau jasa yang dihasilkan oleh industri yang baru tumbuh adalah pembeli pemula. Mereka merupakan pembeli pertama kali. Karena itu, fungsi marketing bertugas untuk mengusahakan agar pembeli bersedia mengganti produk atau jasa dengan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan, atau mengusahakan agar pembeli bersedia mencoba produk ataupun jasa baru yang dihasilkan perusahaan. Horison Waktu yang Pendek Pada industri yang baru tumbuh muncul tekanan untuk menumbuhkan konsumen bagi produk atau jasa yang dihasilkan ataupun untuk mampu menghasilkan produk ataupun jasa yang sesuai dengan permintaan pasar, secara tergesa-gesa dan cenderung lupa untuk melakukan analisis terhadap kondisi masa depan. Pemikiran jangka panjang mengenai pertumbuhan perusahaan sering kali diabaikan. HAMBATAN MASUK Pada industri yang sedang ataupun baru tumbuh sering kali terdapat hambatan untuk masuk bagi pengusaha pendatang baru. Hambatan yang sering muncul pada umumnya berkaitan dengan keterbatasan pengusaha baru pada aspek-aspek berikut ini. Teknologi Penggunaan teknologi yang sesuai sering kali terasa mahal bagi pengusaha pendatang baru yang kondisi permodalannya masih terbatas. Jaringan distribusi Akses terhadap jaringan distribusi yang masih terbatas ataupun sama sekali belum terbentuk mengakibatkan munculnya kesulitan memasarkan hasil produksi bagi pengusaha pendatang baru. Bahan baku dan berbagai sumber lainnya Pengusaha pendatang baru juga hanya memiliki akses yang terbatas terhadap bahan baku dan sumber-sumber lainnya. Contohnya, sering kali dialami kesulitan untuk memperoleh tenaga kerja terampil. Pengalaman Keterbatasan pengalaman sering kali mengakibatkan pengusaha pendatang baru harus mengeluarkan ongkos-ongkos yang lebih besar sosial para pemain lama. Risiko Pengusaha pendatang baru sering kali menghadapi risiko yang lebih besar karena kurang menguasai dan memahami berbagai aspek yang dibutuhkan dalam kegiatan usaha. Berbagai jenis hambatan masuk lainnya disajikan pada umumnya berbagai jenis hambatan untuk masuk ini akan menjadi lebih ringan ataupun hilang apabila perusahaan mulai berkembang dan mulai menimba pengalaman. PERSAINGAN Hal lain yang juga penting untuk mendapatkan perhatian adalah masalah persaingan. Analisis terhadap kondisi persaingan yang dihadapi perusahaan mencakup pengamatan terhadap jumlah pesaing dan juga kekuatan dari masing-masing pesaing tersebut. Dalam melakukan penelaahan terhadap persaingan penting untuk tetap menyadari keseluruhan elemen yang berpengaruh terhadap persaingan, menunjukkan berbagai analisis yang perlu dilakukan dalam membaca kondisi persaingan, yaitu dengan mempertimbangkan 1 sosial apa yang bisa mendorong terjadinya persaingan antar perusahaan, dan 2 tindakan apa saja yang bisa muncul dalam persaingan. Dengan mempelajari berbagai sosial ini diharapkan para pengusaha memiliki suatu kerangka yang jelas dalam melakukan analisis terhadap persainganF4F. Analisis yang lepat dan lengkap terhadap kondisi persaingan merupakan modal yang penting untuk mengantarkan sebuah usaha yang masih baru menuju keberhasilan. Tabel Berbagai Jenis Hambatan dalam Pengembangan Usaha Jenis HambatanPenjelasanKetidakmampuan memperoleh Bahan Baku dan berbagai jenis komponen lainnyaPerkembangan sebuah usaha baru menuntut ketersediaan pemasok baru. Tak pelak pemasok lama perlu meningkatkan volume outputnya, atau perlu memodifikasi bahan baku sehingga sesuai dengan kebutuhan perusahaan pendatang baru. Jika hal itu diabaikan maka akan muncul peluang terjadinya kelangkaan bahan baku/komponen bahan baku naik secara cepatPermintaan yang meningkat karena munculnya perusahaan baru sementara supply tidak mencukupi, akan mengakibatkan harga bahan baku mengalami kenaikan pada awal munculnya perusahaan baru. Kenaikan harga terjadi mengikuti socia supply dan demand atau karena pemasok paham bahwa bahan baku sangat dibutuhkan oleh perusahaan belum tersediaUsaha baru sering kali menghadapi kesulitan yang muncul karena infrastruktur belum tersedia, misalnya belum tersedia jalur distribusi, penyedia jasa-jasa perawatan, ketersediaan karyawan yang terampil, dan yang dihasilkan cepat ketinggalan jaman obsoletePertumbuhan usaha baru bisa terhambat apabila konsumen menganggap bahwa produk/jasa yang dihasilkan akan segera ketinggalan jaman obsolete jika muncul teknologi yang lebih baru. Konsumen akan menunggu munculnya teknologi yang lebih baru dan terjadinya penurunan produk/jasa tidak konsistenKarena belum memiliki standar maupun teknologi yang ajeg, mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan baru sering tidak konsisten. Walaupun mutu yang buruk hanya terjadi pada sebagian kecil perusahaan, tetapi hal ini bisa mengurangi kredibilitas maupun image usaha perusahaan belum cukup baikKonsumen sering kecewa terhadap usaha baru karena belum mampu menghasilkan produk/jasa dengan mutu yang konsisten, sehingga kredibilitas usaha baru sering dianggap buruk oleh lembaga-lembaga keuangan. Karena itu, usaha baru sering mengalami hambatan dalam mendapatkan pinjaman ataupun pinjaman dengan bunga lunak. MEMILIH TAHAPAN Selain berbagai proses analisis yang telah dijelaskan sebelumnya, beberapa langkah berikut ini dianggap penting untuk dijalankan agar diperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai jenis industri yang dijalankan. Definisikan Secara Jelas Bidang Usaha yang akan Dijalankan oleh Usaha Baru Penting untuk ditetapkan dengan sejelas-jelasnya bidang usaha yang dijalankan atau yang akan dijalankan oleh sebuah usaha yang masih baru sehingga perhatian pengusaha bisa terfokus pada bidang usaha yang sedang dijalankan dan peluang untuk bisa tinggal-landas menjadi lebih besar. Mempelajari Persaingan yang Harus Dihadapi Memahami jumlah pesaing yang harus dihadapi dalam usaha baru yang dijalankan, ukuran atau kekuatannya, kebiasaannya, struktur ongkosnya akan membantu munculnya pemahaman mengenai corak persaingan yang akan dihadapi. Perlu juga diamati perubahan tingkat persaingan dan juga perubahan karakteristik para pesaing. Sebagai contoh, perlu dipelajari, apa yang akan terjadi jika a peningkatan permintaan terjadi secara cepat, b pesaing utama memiliki ukuran seimbang dengan perusahaan yang kita jalankan, c sejumlah pesaing berhasil tumbuh menjadi perusahaan yang lebih besar dari usaha yang kita jalankan, atau d diferensiasi produk/jasa ternyata berkembang dengan lambat. Mempelajari Kekuatan dan Sifat Pemasok Perlu dipahami corak ketergantungan usaha baru terhadap pemasok. Seperti apa sikap atau pelayanan pemasok terhadap usaha baru sosial terhadap usaha yang sudah lama? Apakah pemasok bersedia melayani usaha baru dengan cara yang berbeda dan tidak memberatkan? Atau usaha baru harus rela menerima pelayanan yang sifatnya terbatas. Mempelajari Nilai-tambah Usaha Baru Nilai tambah secara mendasar bisa diartikan sebagai selisih antara nilai penjualan dengan harga bahan baku, dan menunjukkan besarnya nilai yang ditambahkan oleh perusahaan terhadap produk atau jasa yang dihasilkan. Penelaahan terhadap nilai tambah akan menentukan apakah akan terjadi integrasi usaha ke arah hulu ataupun ke arah hilir. Integrasi usaha ke arah hulu akan terjadi apabila pembeli ternyata berusaha memiliki usaha penyedia produk ataupun jasa. Integrasi ke arah hilir terjadi apabila penyedia produk atau jasa berusaha menjadi pembeli. Corak nilai tambah akan menentukan arah integrasi yang akan terjadi. Perkiraan ukuran permintaan/pasar Permintaan terhadap produk ataupun jasa cenderung bersifat dinamis sehingga sangat mungkin untuk berubah setiap waktu. Karena itu, penting untuk memahami sejarah perkembangan pasar untuk mengetahui potensi pertumbuhannya. Kelima butir ini tidaklah selalu saling berkaitan, tetapi dapat menjadi bahan untuk melakukan analisis awal mengenai kondisi lingkungan dari usaha yang kita jalankan. Analisis bersifat makro semacam ini diperlukan untuk memahami kerangka di mana suatu usaha akan dimulai, tumbuh, dan memiliki potensi untuk berkembang. Selanjutnya, perhatian dipusatkan pada analisis yang bersifat mikro, yaitu penelaahan terhadap lingkungan yang lebih sempit. RANGKUMAN MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS Pemantauan terhadap kondisi lingkungan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memeriksa kondisi lingkungan luar maupun lingkungan internal suatu kegiatan usaha. Lingkungan luar terdiri dari berbagai sosial, baik yang bersifat peluang maupun yang dapat menjadi ancaman bagi kegiatan usaha yang terdapat di luar organisasi usaha tersebut, dan tidak dapat dikendalikan oleh si pengusaha. Lingkungan luar ini terdiri dari dua bagian, yaitu lingkungan tugas task environment dan lingkungan sosial societal environment. Lingkungan tugas mencakup elemen-elemen atau kelompok-kelompok yang secara langsung bisa mempengaruhi ataupun dipengaruhi kegiatan utama organisasi seperti pemegang saham, pemerintah, supplier, komunitas lokal, kelompok-kelompok kepentingan seperti LSM, pesaing, pelanggan, pemberi pinjaman, serikat pekerja dan asosiasi usaha. Lingkungan sosial mencakup berbagai kekuatan yang bersifat umum dan tidak secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan jangka pendek perusahaan. Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel yang bisa berupa kekuatan maupun kelemahan, dan terdapat di dalam perusahaan, yang biasanya relatif dapat dikendalikan perusahaan. SUMBER Lubis, Hari. 2020. Kewirausahaan. Tanggerang Selatan Penerbit Universitas Terbuka. Hal MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS 1MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS. 1.1 PENGANTAR: ELEMEN LINGKUNGAN. 1.2 TINJAUAN SECARA MAKRO: LINGKUNGAN EKONOMI DAN LINGKUNGAN USAHA. 1.2.1 Lingkungan Ekonomi. 1.3 MEMAHAMI ATURAN PEMERINTAH. 1.3.1 Harga. 5. PENDEKATAN DALAM MELIHAT BISNIS DAN LINGKUNGANKesempatan bisnis atau bisnis selalu dipengaruhi oleh yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkunganmaka akan tersingkir dari dunia yang dilakukan dalam melihat bisnis dan lingkungan adalahdengan cara melihat tempat kedudukan dan perusahaan, mengerti jenisjenislingkungan perusahaan dan pengaruhnya terhadap awalnya pendekatan ini dilakukan dengan berorientasi padaprodusen yang bererti semua produk apa saja akan terjual. Tetapi seiringberjalannya waktu dan bertambah ketatnya persaingan antar pengusahamaka orientasinya berubah menjadi kepada HABISPage 1 and 2 PENGETAHUAN BISNISOleh Anwar, 3 and 4 2. TEMPAT KEDUDUKAN DAN LETAK PERUSPage 5 and 6 3. PERUSAHAAN DAN LEMBAGA SOSIAL‣Page 7 and 8 2. Kesejahteraan AnggotaLembaga denPage 9 and 10 D. Fungsi-fungsi Perusahaan1. FungsPage 11 4. LINGKUNGAN PERUSAHAANSecara umum 28 8. Lingkungan Bisnis Membantu Beradaptasi dengan Perubahan yang Cepat. 2.9 9. Lingkungan Bisnis Membantu Perencanaan dan Penetapan Kebijakan. 2.10 Faktor Dalam dan Luar yang Mempengaruhi Lingkungan Bisnis. 2.11 Faktor Internal Lingkungan Binsis. 2.12 Faktor Eksternal Lingkungan Bisnis. 3 Penutup.
This study has several main objectives as follows 1 To explore how SMEs develop strategies based on their strengths, weaknesses, opportunities, and challenges. 2 Explore the various efforts of SMEs in anticipating the uncertainty of the business environment. 3 Exporting the efforts of SMEs to formulate their competitive strategies. 4 Exploring how environmental uncertainty affects the choice of a SMEs competitive strategy. 5 Explore the efforts of SMEs to formulate their operational strategies. 6 Exploring how competitive strategy affects SME operational strategies. 7 Exploring how competitive strategy and operating strategy affects SMEs business performance. This study uses a descriptive research approach that seeks to identify and map mapping the potential and characteristics of SMEs in Surabaya and its surroundings Sidoarjo, Gresik with the aim of obtaining an accurate and detailed descirption of the potential characteristics of small and medium enterprises in the Surabaya area and surroundings. Based on the phenomena found in this study, there are several things that can be underlined uncertainty in the business environment does not affect the company’s business strategy. In carrying out their business strategy, SMEs usually use the following strategis 1 Concering the development of skills to respond to the opportunities created by companies in the first market. What often happens is that many imitators improve or modify goods and services to create higher value for buyers. If so, entrepreneurs need to shift their competitiveness to other market segments by dominating small market segments that large companies sess as having no oppurtunity. 2 Changes in product, market, or industry characteristics based on innovation. This strategy is carried out by changing existing products and services, for example changing benefits, values, and other economic characteristics. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 156 URGENSI LINGKUNGAN BISNIS DAN STRATEGI DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF Lena Ellitan Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Jalan Dinoyo 42-44, Surabaya Corresponding Author lena ABSTRACT This study has several main objectives as follows 1 To explore how SMEs develop strategies based on their strengths, weaknesses, opportunities, and challenges. 2 Explore the various efforts of SMEs in anticipating the uncertainty of the business environment. 3 Exporting the efforts of SMEs to formulate their competitive strategies. 4 Exploring how environmental uncertainty affects the choice of a SMEs competitive strategy. 5 Explore the efforts of SMEs to formulate their operational strategies. 6 Exploring how competitive strategy affects SME operational strategies. 7 Exploring how competitive strategy and operating strategy affects SMEs business performance. This study uses a descriptive research approach that seeks to identify and map mapping the potential and characteristics of SMEs in Surabaya and its surroundings Sidoarjo, Gresik with the aim of obtaining an accurate and detailed descirption of the potential characteristics of small and medium enterprises in the Surabaya area and surroundings. Based on the phenomena found in this study, there are several things that can be underlined uncertainty in the business environment does not affect the company’s business strategy. In carrying out their business strategy, SMEs usually use the following strategis 1 Concering the development of skills to respond to the opportunities created by companies in the first market. What often happens is that many imitators improve or modify goods and services to create higher value for buyers. If so, entrepreneurs need to shift their competitiveness to other market segments by dominating small market segments that large companies sess as having no oppurtunity. 2 Changes in product, market, or industry characteristics based on innovation. This strategy is carried out by changing existing products and services, for example changing benefits, values, and other economic characteristics. Keywords business environment, manufacturing strategy, business performance. ABSTRAK Penelitian ini memiliki beberapa tujuan utama sebagai berikut 1 Mengeksplorasi cara UKM menyusun strategi berdasar kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. 2 Mengekplorasi berbagai upaya UKM mengantisipasi ketidakpastian lingkungan bisnis. 3 Mengeksplorasi upaya UKM merumuskan strategi bersaingnya. 4 Mengeksplorasi bagaimana ketidakpastian lingkungan 156 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 157 mempengaruhi pilihan strategi bersaing UKM. 5 Mengekplorasi upaya UKM merumuskan strategi operasionalnya. 6 Mengeksplorasi bagaimana strategi bersaing/kompetitif mempengaruhi strategi operasional UKM. 7 Mengeksplorasi bagaimana strategi bersaing dan strategi operasi mempengaruhi kinerja bisnis UKM. Studi ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif yang berupaya melakukan idetifikasi dan pemetaan mapping terhadap potensi dan kareteristik UKM di Surabaya dan sekitarnya Sidoarjo, Gresik dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secermat dan sedetail mungkin karateristik potensi usaha kecil dan menengah yang berada di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Berdasarkan fenomena temuan dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang bisa digarisbawahi Ketidakpastian lingkungan bisnis tidak mempengaruhi strategi bisnis perusahaan. Dalam melakukan strategi usahanya, UKM biasanya menggunakan strategi sebagai berikut 1 Menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang diciptakan oleh perusahaan yang berada di pasar pertama. Yang sering terjadi adalah banyak peniru initator memperbaiki atau memodifikasi barang dan jasa untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi pembeli. Bila demikian, wirausaha perlu memindahkan daya saingnya ke segmen pasar lain dengan mendominasi segmen pasar kecil yang dipandang perusahaan besar tidak memiliki peluang. 2 Perubahan karakteristik produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi. Strategi ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, misalnya mengubah manfaat, nilai, dan karakteristik ekonomi lainnya. Kata kunci lingkungan bisnis, strategi manufaktur, kinerja bisnis. PENDAHULUAN Ketidakpastian lingkungan bisnis membawa dampak makin ketatnya persaingan mendapatkan pangsa pasar dan kesempatan untuk memenangkan persaingan. Kompetisi antar perusahaan mengakibatkan makin pendeknya siklus hidup produk karena perusahaan berlomba untuk menawarkan sesuatu yang baru dan bernilai bagi konsumennya. Sistem perekonomian tidak lagi dikendalikan oleh inventory inventory-driven system tetapi dikendalikan oleh pelayanan service-driven system. Dengan perkataan lain, permintaan konsumen demand menjadi pengendali dalam sistem ekonomi dan bukan lagi didorong oleh sistem persediaan supply. Untuk meraih keunggulan excellence, pelayanan haruslah menjadi suatu bagian terintegrasi dalam pelaksanaan bisnis untuk mewujudkan superior customer value. Perusahaan juga dihadapkan pada tantangan makin kritisnya konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam kondisi ini perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki kualitas tinggi, harga rendah, waktu tunggu yang pendek, dan pengiriman delivery pada konsumen yang lebih cepat Ellitan dan Anatan, 2008. Mintzberg 1978 mengemukakan bahwa strategi merupakan tindakan atau pola tindakan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam organisasi, strategi tidak hanya meliputi strategi yang direncanakan, tetapi juga mencakup 157 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 158 “sequence of decision” yang menggambarkan konsistensi dalam perilaku keputusan. Implementasi strategi perusahaan memfokuskan pada pengembangan kompetensi perusahaan yaitu pengetahuan dan ketrampilan yang secara khusus tercermin dalam keahlian teknologi dan produksi. Kompetensi perusahaan menunjukkan sesuatu yang tidak mudah ditiru oleh pesaing dan memberikan competitive advantage Schoemaker, 1992. Porter 1980 juga mengemukakan tiga strategi generik untuk mencapai kinerja diatas rata-rata dalam suatu industri yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Strategi fokus bisa berupa strategi fokus biaya dan strategi fokus diferensiasi. Kesuksesan implementasi strategi kompetitif sangat dipengaruhi dinamisme lingkungan bisnis yang terjadi. Studi untuk mengetahui pengaruh dinamisme lingkungan pada strategi kompetitif dilakukan oleh Keats and Hitt 1988 dengan menggunakan sebuah struktur model covariance untuk menggambarkan adanya keterkaitan antara dimensi-dimensi lingkungan, strategi kompetitif, dan kinerja perusahaan. Kim and Lim 1988 juga memberikan bukti model keterkaitan antara lingkungan, strategi kompetitif, dan kinerja perusahaan. Pilihan strategi kompetitif dan kesuksesan bisnis perusahaan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan bisnis terkait dengan perubahan teknologi maupun permintaan konsumen. Perusahaan juga harus bisa mengantisipasi dan merespons tindakan pesaing dalam industri, mengantisipasi berbagai peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah terkait dengan perubahan harga, output, maupun ketenagakerjaan. Williams et al. 1995 menemukan adanya keterkaitan antara strategi kompetitif dengan strategi manufaktur dan antara strategi manufaktur dengan kinerja perusahaan. Sedangkan Gupta and Lonial 1998 menggunakan suatu model untuk menguji keterkaitan antara strategi bisnis, strategi manufaktur, dan kinerja organisasional. Implementasi strategi manufaktur terkait dengan apa yang harus dicapai oleh fungsi-fungsi manufaktur dalam perusahaan dan pilihan produk atau jasa yang akan dibuat oleh perusahaan. Strategi manufaktur dipandang sebagai penggunaan kekuatan manufaktur secara efektif sebagai suatu senjata kompetitif untuk mencapai tujuan bisnis maupun korporat. Dalam evolusi teori strategi manufaktur, beberapa variabel komponen, dan determinan strategi manufaktur telah diidentifikasi oleh beberapa penulis seperti Skinner 1969, Hayes dan Wheelright 1984. Tetapi pada saat itu, faktor-faktor penting dalam strategi manufaktur tidak memiliki perhatian penting dalam area literatur manajemen operasi. Seiring dengan perkembangan era baru manufaktur, penelitian di bidang manajemen operasi yang memfokuskan pada studi strategi manufaktur dengan menggunakan metode empiris telah mengalami peningkatan. Beberapa literatur yang ada menyebutkan bahwa riset empiris memfokuskan pada konsistensi internal strategi manufaktur dan menilai konsekuensinya terhadap kinerja perusahaan Ellitan dan Anatan, 2008. Tetapi sangat sedikit riset empiris yang membahas adanya keterkaitan antara dinamisme lingkungan, strategi manufaktur, strategi kompetitif, dan kinerja perusahaan, meskipun telah banyak literatur konseptual yang membahas isu tersebut Swink and Way, 1995. Masih sedikitnya penelitian atau studi empiris yang meneliti adanya keterkaitan antara ketidakpastian lingkungan, strategi kompetitif, strategi 158 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 159 manufaktur, dan kinerja bisnis perusahaan Ward and Duray, 2000, menarik minat penulis melakukan suatu confirmatory study. Mitsuhiro 2005 melakukan penelitian terhadap struktur Industri Indonesia, dan hasilnya menunjukkan bahwa industri manufaktur seperti industri kimia dan industri berat memiliki struktur sangat rapuh dengan ketergantungan impor yang tinggi, sementara industri bahan baku, bahan perantara, dan komponen belum dapat memenuhi kebutuhan. Timer 1999 melakukan penelitian tentang Total Factor Productivity TFP di Indonesia, pada tahun 1975 hanya mencapai 18% dari TFP Amerika Serikat, dan tetap stagnan sampai tahun 1990-an. Berdasarkan gambaran kondisi industri manufaktur Indonesia yang jauh berbeda dengan setting penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah model konseptual strategi manufaktur tersebut masih relevan jika diaplikasikan dalam setting penelitian yang berbeda yaitu pada perusahaan manufaktur skala besar di Indonesia. Dalam penelitian ini, dinamisme lingkungan mewakili tingkat turbulensi dalam produk, teknologi, dan permintaan produk dalam suatu pasar Miller and Friesen, 1983; Dess and Davis, 1984. Strategi kompetitif mewakili luas dimensi yang digunakan suatu bisnis sebagai basis keunggulan, misalnya harga dan diferensiasi Porter, 1980. Model penelitian didasarkan pada model konseptual strategi manufaktur pada penelitian yang dilakukan oleh Ward and Duray 2000. Dalam model tersebut, strategi kompetitif diperlakukan sebagai variabel mediasi antara dinamisme lingkungan dan strategi manufaktur, dan strategi manufaktur sebagai variabel mediasi antara strategi kompetitif dan kinerja perusahaan. Meskipun dalam penelitian-penelitian sebelumnya efek mediasi strategi kompetitif terhadap keterkaitan antara dinamisme lingkungan dan strategi manufaktur kecuali penelitian Ward and Duray, 2000 belum pernah diteliti, dinamisme lingkungan telah diidentifikasi sebagai variabel yang penting baik dalam studi konseptual maupun studi empiris dalam strategi kompetitif maupun strategi manufaktur Skinner, 1969; Hofer, 1975; Dierdonk and Miller, 1980. Dari uraian di atas, maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah 1 Bagaimana UKM menyusun strategi berdasar kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan? 2 Bagaimana upaya UKM mengantisipasi ketidakpastian lingkungan bisnis? 3 Bagaimana upaya UKM merumuskan strategi bersaingnya? 4 Bagaimana ketidakpastian lingkungan mempengaruhi pilihan strategi bersaing UKM? 5 Bagaimana UKM merumuskan strategi operasionalnya? 6 Bagaimana strategi bersaing/kompetitif mempengaruhi strategi operasional UKM? 7 Bagaimana strategi bersaing dan strategi operasi mempengaruhi kinerja bisnis UKM? TINJAUAN PUSTAKA Ketidakpastian Lingkungan, Strategi Kompetitif, Strategi Manufaktur, dan Keuggulan Kompetitif Literatur konseptual maupun empiris memberikan beberapa bukti tentang adanya pengaruh dinamisme lingkungan pada pilihan strategi kompetitif Permana et al., 2017. Bersaing dalam kondisi lingkungan yang berubah cepat dan diindikasikan dengan makin pendeknya siklus hidup produk, konsumen yang 159 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 160 memiliki informasi lebih baik, difusi teknologi yang cepat, customized product, dan meningkatnya pesaing baru, menuntut perusahaan untuk menetapkan strategi kompetitif sehingga peningkatan fleksibilitas dan produktivitas tercapai. Ketidakpastian lingkungan diidentifikasi sebagai kontingensi penting dalam studi konseptual maupun empiris baik dalam strategi kompetitif maupun strategi manufaktur Skinner, 1969; Hofer, 1975; Dierdonck and Miller, 1980. Dalam studi ini ditunjukkan bahwa dinamisme lingkungan akan mendukung dalam keputusan pilihan strategi kompetitif. Swink and Way 1995 menunjukkan bahwa relatif sedikit studi yang memberikan bukti empiris tentang adanya pengaruh pilihan strategi kompetitif pada strategi manufaktur misalnya bahwa strategi manufaktur didukung oleh pilihan strategi kompetitif dalam bisnis yang memiliki kinerja bisnis tinggi. Vickery et al. 1993 menyatakan bahwa dalam pengembangan strategi manufaktur sangat penting untuk dicatat bahwa kinerja bisnis rendah dihasilkan ketika strategi manufaktur tidak dikaitkan dengan strategi kompetitif. Swamidass and Newell 1987 menunjukkan bahwa kinerja memiliki pengaruh positif pada implementasi strategi manufaktur. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa kualitas dikaitkan dengan kinerja yang bagus. Ferdows and DeMeyer 1990 dan Noble 1995 memiliki argumentasi bahwa strategi manufaktur yang efektif umumnya dimulai dengan kualitas sebagai basis. Literatur menyebutkan bukti-bukti pengaruh langsung antara faktor-faktor lingkungan khususnya dinamisme lingkungan dan strategi manufaktur. Swamidas and Newel 1987 dan Ward et al. 1995 meneliti keterkaitan dinamisme lingkungan, strategi manufaktur, dan kinerja bisnis. Pengujian juga dilakukan untuk menguji keberadaan pengaruh langsung dinamisme lingkungan pada strategi manufaktur dengan memperhatikan peran mediasi strategi kompetitif. Ward and Duray 2000 dan Doty et al. 1993 mengemukakan bahwa strategi yang efektif digunakan untuk mencapai kinerja bisnis tinggi. Implementasi strategi merupakan kunci adanya keterkaitan antara strategi kompetitif dan kesuksesan perusahaan yang diukur dengan kinerja bisnis. Beberapa penulis berpendapat bahwa strategi manufaktur mendeskripsikan implementasi dengan memberikan gambaran yang lebih rinci tentang bagaimana strategi kompetitif diaplikasikan Hatten et al., 1978; Miller, 1987. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Kualitatif Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berupaya melakukan identifikasi dan pemetaan mapping terhadap potensi dan kareteristik UKM di Surabaya dan sekitarnya Sidoarjo dan Gresik dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secermat dan sedetail mungkin karateristik potensi usaha kecil dan menengah yang berada di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Berbeda dengan penelitian konvensional yang bersifat kuantitatif, dalam penelitian kualitatif, desain penelitian tidak ditentukan sebelumnya. Meskipun begitu, menurut Salim 2006 fungsi desain tetap sama yaitu digunakan dalam penelitian untuk menunjukkan rencana penelitian tentang bagaimana melangkah maju. 160 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 161 Informan dan Prosedur Pengumpulan Data Populasi dalam studi ini adalah seluruh anggota komunitas usaha kecil dan menengah berbentuk perseorangan, badan usaha CV, PT, dan atau sejenisnya yang berada di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Dalam studi ini tidak ditetapkan sampel karena data dan informasi yang akan disajikan meliputi seluruh anggota komunitas usaha kecil dan menengah di wilayah Jawa Timur. Collecting Data dilakukan dengan metode survei kepada seluruh kelompok usaha kecil/UKM dengan menggunakan instrumen pokok questionaire daftar pertanyaan yang didukung dengan indepth interview. Sedangkan data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer dalam studi ini adalah data-data yang berkaitan dengan kondisi obyektif potensi usaha kecil UKM yang didasarkan atas keterangan dan penjelasan dari pemi]ik modal serta pengelola perusahaan. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Studi ini diharapkan mampu memberikan sajian informasi secara lebih terperinci selain data-data yang bersifat statistik tentang potensi dan karateristik usaha kecil dan menengah beserta uraian yang lebih comprehensive berdasarkan program pengembangan ekonomi usaha kecil UKM baik yang sedang berjalan maupun rencana pemberdayaan ekonomi kerakyatan ke depan. Studi ini diharapkan akan menghasilkan sebuah dokumen tentang Profil UKM di Surabaya dan sekitarnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Profil Responden Dua puluh perusahaan telah berpartisipasi dalam studi ini. Semuanya adalah perusahaan manufaktur yang berskala mikro, kecil, dan menengah menurut kriteria yang digunakan dalam penelitian ini. Dua puluh perusahaan yang berpartisipasasi dalam penelitian ini adalah sampel terpilih dan yang bersedia memberikan respons lengkap untuk data yang diperlukan. Peneliti mengirimkan 100 proposal dan kuesioner. Tiga perusahaan memberikan informasi yang tidak tepat sehingga tidak dapat diikutsertakan dalam analisis. Profil perusahaan yang berpartisipasi dalam riset ini dilihat dari segi bidang usaha, lama perusahaan beroperasi, aset yang dimiliki, dan kinerja secara umum yang dicapai selama 3 tahun terakhir. Perusahaan bergerak dalam bidang usaha yang berbeda-beda menurut 6 kategori. Semuanya adalah perusahaan yang telah terjun dalam bidang usahanya selama lebih dari sepuluh tahun, dan hanya 3 perusahaan saja yang relatif baru beroperasi kurang dari lima tahun. Statistik Diskriptif Tabel 1 menunjukkan rerata tingkat tiap-tiap varibel yang ada dalam penelitian ini. Tingkat ketidakpastian lingkungan bisnis di Indonesia saat ini relatif cukup tinggi 3,7 dari skala 5 yang mengindikasikan tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi. Strategi bisnis kepemimpinan biaya lebih ditekankan daripada strategi deferensiasi. Sementara itu strategi operasional atau strategi manufaktur yang paling ditekankan adalah strategi fleksibilitas. Hal ini tidak mengherankan jika 161 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 162 dalam kondisi lingkungan bisnis yang tidak stabil strategi fleksibilitas lebih menjadi pilihan bagi perusahaan. Diharapkan dengan fleksibilitas perusahaan akan lebih lincah menghadapi perubahan yang terkadang mendadak. Strategi yang menekan biaya produksi menjadi hal yang paling tidak diutamakan. Kualitas dan kecepatan penghantaran lebih dianggap penting dari penekanan biaya produksi semata. Dari perspektif kinerja, kinerja operasional rata-rata perusahaan di Indonesia lebih tinggi dari rata-rata kinerja finansial. Tabel 1 Statistik Diskriptif Ketidakpastian lingkungan bisnis ED Strategi Kepemimpinan Biaya CS Strategi Diferensiasi DS Strategi Fleksibilitas F Strategi Penghantaran P Persepsi UKM terhadap Upaya Mengatasi Ketidakpastian Lingkungan Bisnis Diakui bahwa faktor-faktor berikut adalah Pengubah Lingkungan Kompetisi a Revolusi Teknologi. Sekarang ini sedang berada dalam era informasi. Lebih dari 275 juta orang berlanganan internet. Penemuan teknologi baru mendorong munculnya globalisasi dan pada gilirannya globalisasi mendorong perkembangan lahirnya teknologi baru. Oleh karena itu UMKM di wilayah Surabaya dan sekitarnya memiliki berbagai strategi yang dipaparkan pada Tabel 2. Dengan tinggi dan kompleksnya intensitas persaingan hypercompetitive, membuat entrepreneur mengalami kesulitan untuk mengenal siapa, di mana, bilamana, serta kekuatan dan kelemahan pesaing. Begitu juga perubahan yang cepat dan hadirnya hypercompetitive membuat perencanaan dan perkiraan tentang pasar menjadi sulit, sehingga pertanyaan ”what business are you in?’ semakin sulit untuk dijawab. Tabel 2 Persepsi Terhadap Upaya Mengatasi Ketidakpastian Lingkungan Memberikan pelayanan konsumen yang terbaik, memberikan produk yang berbeda, dan memberikan harga yang kompetitif. Produk yang permintaannya tinggi maka kapasitas produksinya ditingkatkan. Menciptakan produk sesuai dengan selera yang ada di lokasi atau pasar-pasar di sekitarnya. 162 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 163 Outdated, inovasi baru dan mengikuti selera konsumen melihat info-info berita model mana yang sekarang banyak diminati. Mempertahankan kualitas produk. Harus menyesuaikan dan selalu up to date sehingga perusahaan dapat bersaing dengan yang lainnya. Beradaptasi dengan selera konsumen, melihat perkembangan lingkungan bisnis yang sedang marak. Terus menjaga konsistensi dalam perusahaan dengan menjaga kualitas. Segala sesuatu risiko pasti kita pertimbangkan di awal. Mendengarkan dan menindaklanjuti keluhan pelanggan agar mengetahui dengan pasti apa yang diinginkan oleh masyarakat luas. Bagi saya tidak ada ketidakpastian lingkungan kerja/perusahaan pasti. Mutu atau kualitas barang produksi harus terjamin sehingga membuat customer merasa puas, pengiriman barang yang diproduksi tepat waktu, harga barang produksi terjangkau untuk perusahaan besar dan kecil, dan pelayanan yang cukup baik dari perusahaan. Menjaga kualitas produk, menjaga brand image masyarakat, meningkatkan pelayanan, dan membuat kompetitor lain sulit masuk. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan, melakukan pertimbangan atas adanya permintaan baru dari konsumen. Perusahaan juga melihat kecenderungan keinginan konsumen dan berusaha merealisasikannya jika memungkinkan. Bersaing, berkompetisi secara sportif, serta memperbaiki, dan menginovasi mutu, kualitas, dan kuantitas, serta kinerja pada usaha. Melakukan inovasi produk yang berpengaruh pada permintaan pasar, menggandeng perusahaan kecil di sekitar, dan diberi pelatihan agar nantinya bisa bekerjasama. Untuk meperoleh inovasi baru dalam lapangan bisnis dan mengikuti tren yang ada dalam masyarakat. Meningkatkan pelayanan konsumen secara maksimal dan selalu mencari referensi resep-resep baru. Melakukan komunikasi secara rutin dengan konsumen untuk mengetahui segala keinginan konsumen dan selalu melakukan pengembangan yang berkesinambungan terkait dengan sistem manajemen yang diterapkan guna memenuhi kepuasan pelanggan. Untuk mengantisipasi ketidakpastian lingkungan bisnis, perusahaan menyesuaikan produk yang kami hasilkan dengan perubahan selera makanan ringan. 163 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 164 Penyusunan Strategi Berdasarkan SWOT SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari eksternal Muljani et al., 2019. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa perusahaan UKM di Surabaya dan sekitarnya menyusun strategi berdasar SWOT yang mereka lakukan. Selengkapnya hasil temuan ditabulasikan dalam Tabel 3. Tabel 3 Penyusunan Strategi Berdasarkan SWOT Melihat apa yang menjadi kekurangan kompetitor dan berusaha memberikan produk-produk yang berbeda dengan kompetitor supaya tidak selalu bersaing dengan harga. Kekuatan produk diproduksi dengan mesin-mesin yang berteknologi tinggi, sedangkan pesaingnya teknologinya lebih tertinggal. Peluang untuk produk genteng di Jawa Timur, perusahaan ini merupakan perusahaan paling besar. Tantangan produk-produk lain yang memiliki fungsi sejenis dengan harga yang lebih murah seperti genteng beton, atau produk-produk sejenis yang memiliki tampilan yang berbeda. Menciptakan produk dengan kualitas yang bagus dan harga yang bisa bersaing dengan kompetitor, disertai pelayanan dan inovasi yang berkesinambungan. Kekuatan strategi utama yang dimiliki UKM tersebut adalah suatu ke-ciri khasan perusahaan. Kelemahan masih belum menggunakan teknologi untuk mempromosikan produknya. Peluang UKM ini selalu mencari peluang bisnis di mana ada pemesan dalam jumlah banyak akan diberikan harga khusus. Kekuatan menjaga rasa, kualitas, dan harga yang ekonomis. Mendirikan cabang-cabang perusahaan UKM. Kekuatan UKM bekerjasama dengan pemasok yang memiliki harga terjangkau dengan kualitas yang baik, merek brand UKM dikenal oleh masyarakat. Kelemhana UKM berada di wilayah atau tempat yang kurang strategis. Peluang masyarakat Surabaya sudah mulai cukup menyukai makanan yang western. Tantangan banyak restauran yang semakin berkembang dan menyediakan makanan jenis western. Kekuatan menciptakan produk yang unik. Tantangan terdapat pesaing yang bermunculan. 164 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 165 Kekuatan banyaknya relasi bisnis yang berasal dari kerabat, teman, maupun keluarga. Kelemahan terkadang tidak mampu bersaing dengan pesaing baru. Strategi yang baik bagi UKM adalah dengan menekankan segala macam bentuk biaya agar dapat meningkatkan produktivitas. Tidak ada strategi khusus karena saya sudah menguasai pangsa pasar sendiri. Kekuatan menanamkan sikap kejujuran untuk pelanggan. Kelemahan kurang teknologi dalam proses produksi, kurangnya tenaga kerja. Peluang menciptakan inovasi produk baru yang laku di pasaran. Tantangan banyaknya pesaing yang terus berkembang. Kekuatan identifikasi merek dan keunikan produk untuk mengambil pangsa pasar. Kelemahan banyak pesaing, harga kompetitif. Peluang mencari pangsa pasar baru, membuat pelanggan di bidang baru. Tantangan membuat produk yang unik tetapi dengan temuan pelanggan, mengelola sistem yang komprehensif, dan keuangan yang reproduktif. Kekuatan dari tahun pertama penjualan hingga kini menomorsatukan kemurnian produk demi kesehatan pelanggan. Kelemahan tanpa bahan pengawet penjualan tidak dapat didistribusikan ke banyak tempat mengingat produk yang tidak bisa tahan lama. Kekuatan produk yang ditawarkan kepada konsumen merupakan produk yang berbeda dengan yang lain. Kelemahan melakukan inovasi pada produk sampai masyarakat luas mengenal produk perusahaan. Peluang dan tantangan mengutamakan kualitas meskipun banyak perusahaan lain berusaha meniru produk perusahaan. Kekuatan produk dengan low cost yang kualitas bagus dan memimpin pasar untuk jenis roti yang diproduksi Kelemahan sulit melakukan ekspansi. Permintaan pasar tinggi tetapi belum bisa memenuhi keseluruhan. Peluang minat masyarakat bawah terhadap roti Friends tinggi. Konsumen banyak pemain baru masuk karena membuat roti seperti jenis perusahaan ini mudah. Disebarluaskan melalui media iklan atau menambah karyawan bagian marketing atau pemasaran. Kekuatan rasa roti yang enak dan bersih, harga yang bersaing, berbagai macam roti dan rasa. Kelemahan peralatan untuk membuat roti masih banyak menggunakan tenaga manusia sehingga kadang kala tidak bisa mencukupi pesanan yang banyak. 165 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 166 Peluang tidak ada toko roti lagi di sekitar tempat penjualan. Tantangan bahan baku tepung yang harganya naik sewaktu-waktu, selera konsumen yang beragam. Menetapkan sasaran-sasaran untuk mutu dari masing-masing divisi yang akan menunjang berjalannya sistem manajemen perusahaan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Kekuatan menawarkan produk makanan ringan dengan harga yang kompetitif. Kelemahan sebagian dari proses produksi masih dikerjakan secara manual tergantung pada tenaga manusia. Peluang memenuhi permintaan masyarakat yang tinggi untuk produk makanan ringan. Tantangan Bersaing dengan produk makanan ringan lainnya yang sudah memiliki merek yang kuat di masyarakat. Dasar Penentuan Strategi Bisnis Dalam hal ini, perencanaan strategis merupakan bagian dari Manajemen Strategi karena tidak mencakup implementasi, evaluasi, dan pengendalian strategi, melainkan hanya mencakup perumusan strategi. Dalam manajemen strategis tercakup juga kebijakan bisnis, tetapi dengan penekanan yang lebih besar pada aspek lingkungan dan strategi. Setiap perusahaan memiliki dasar penentuan strategi bisnis yang berbeda-beda. Berikut adalah tanggapan partisipan studi ini, yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Dasar Penentuan Strategi Bisnis Ketersediaan produk, assortment produk yang berbeda dengan kompetitor, kualitas produk, dan service “personal” customer. Perusahaan akan menaikkan harga-harga produk gentengnya jika permintaan meningkat. Mencari kelemahan kompetitor, menentukan keinginan konsumen, mengadakan promo. UKM ini hanya melihat tren yang sedang terjadi di pasar melalui internet untuk pembuatan produk. Dengan cara meningkatkan kekuatan-kekuatan perusahaan. Menentukan strategi apa yang cocok untuk perusahaan tersebut. Melihat selera konsumen yang mayoritas agar dapat bersaing di pasar. Berdasarkan kualitas barang dan harga yang berlaku yang dijual di pasaran. Memberikan produk dengan kualitas yang terjamin. Perusahaan menentukan strategi bisnis yang berbeda dari pesaing. 166 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 167 Tidak ada persaingan di pasar lokal, kompetitor hanya datang dari luar negeri/impor. Menjaga kualitas produk, mengeluarkan inovasi-inovasi produk baru di pasaran, pengerjaan tepat waktu, memberikan kemasan/cover produk yang menarik dan unik. Kompetitor, keunggulan produk, harga produk yang bersaing, sistem pemasaran, alokasi modal yang efektif, dan tim yang solid. Berdasarkan keandalan mutu yang sudah dibangun sejak 20 tahun yang lalu. Perolehan bahan mentah yang berkualitas, pengembangan produk, proses produksi, efisiensi waktu dan quality is no. 1. Berdasarkan lingkungan sekitar, perkembangan teknologi, budaya masyarakat sekitar. Mutu produksi lebih ditingkatkan dan menekan harga penjualan. Mengutamakan cita rasa dan tepat waktu dalam pengiriman roti. Kondisi pasar, mengetahui segala keinginan konsumen, dan memperluas area pemasaran Harga yang kompetitif, kami berusaha meminimalkan biaya produksi yang kami keluarkan. Pengaruh Strategi Kompetitif dan Strategi Operasional Terhadap Kinerja Bisnis Penerapkan strategi secara tepat akan berdampak pada kemampuan mereka wirausaha untuk bersaing dengan usaha lain serta dapat meningkatkan kemampuan dalam menghadapi persaingan dengan cara mengembangkan inovasi produknya. Dengan terus menjaga dan mengembangkan sumber keunggulan bersaingnya maka kelangsungan usaha tersebut akan tetap terjaga. Tingginya tingkat persaingan yang ada harus dapat menjadi peluang bagi usaha kecil dan kewirausahaan. Oleh karena itu para wirausaha tidak hanya berfokus pada strategi inovasi dan menjalin kemitraan seperti yang telah dibahas sebelumnya, tetapi strategi yang sangat penting juga yaitu memperhatikan perkembangan kinerjanya dan berupaya untuk meningkatkan kinerja. Tabel 5 menampilkan Persepsi tentang Pengaruh Strategi Kompetitif dan Strategi Operasional Terhadap Kinerja Bisnis. Tabel 5 Persepsi Tentang Pengaruh Strategi Kompetitif dan Strategi Operasional Terhadap Kinerja Bisnis Mengeluarkan produk baru yang belum keluar di pasaran, memberikan kualitas produk berupa rasa dan bentuk yang menarik serta bersih dari barang yang kurang baik Memutuskan untuk memproduksi produk di kelas menengah memproduksi genteng natural dengan kompetitor-kompetitor yang dihadapi tidak terlalu besar sehingga perusahaan dapat lebih 167 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 168 unggul di kelas genteng natural daripada di kelas genteng keramik. Strategi bersaing dan strategi operasional mempengaruhi usaha denga cara meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan. Strategi UKM ini adalah dilakukan secara turun-temurun dari 3 generasi dengan strategi yang sama harus melakukan diferensiasi ciri khas produk UKM itu sendiri. Dengan strategi yang benar, UKM dapat bertahan untuk menjalankan bisnisnya, bahkan mampu berkembang. Mempengaruhi kinerja keseluruhan perusahaan. Adanya strategi bersaing maupun operasi menjadi pedoman bagi tiap karyawan untuk memberikan kinerja yang terbaik. Tidak melihat adanya keterkaitan. Meningkatkan penjualan sehingga mampu bersaing dengan pesaing yang lain. Dengan menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga terjangkau saat mempengaruhi kinerja bisnis. Pengaruh dari strategi bersaing dan strategi operasi untuk kinerja bisnis adalah tim harus dilatih untuk dapat memenuhi standar operasi perusahaan. Kinerja bisnis UKM berjalan sangat baik. Hal ini dikarenakan strategi bersaing yang cukup kompetitif, sehingga kinerja bisnis semakin efisien dan semakin baik walaupun usaha ini tidak dalam skala yang besar. Dengan melakukan strategi bersaing/kompetisi perusahaan, akan berdampak pada kinerja perusahaan. Jika memilih strategi bersaing yang kuat seperti low cost dan kualitas produk. Perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan dapat memikat minat pelanggan memberi diskon untuk membeli produk-produk perusahaan. Bekerja lebih efektif dan efisien. Dengan adanya strategi bersaing yang baik dan strategi operasional yang efektif maka diharapkan kinerja bisnis akan semakin meningkat dengan pesat. Mengutamakan efektifitas dan efisiensi dalam seluruh proses produksi untuk meminimalkan biaya produksi yang harus dikeluarkan. Aspek Pengukuran Kinerja dan Posisi Perusahaan Perusahaan yang terus memperhatikan perkembangan kinerjanya dan berupaya untuk meningkatkan kinerja tersebut memiliki peluang mencapai posisi persaingan yang baik, maka sebenarnya perusahaan telah memiliki modal yang kuat 168 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 169 untuk terus bersaing dengan perusahan lain Permana et al., 2017. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing adalah keunikan, jarang dijumpai, tidak mudah ditiru, tidak mudah diganti, dan harga bersaing. Keunikan produk adalah keunikan produk perusahaan yang memadukan nilai seni dengan selera pelanggan. Harga bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan harga produknya dengan harga umum di pasaran. Tidak mudah dijumpai berarti keberadaannya langka dalam persaingan yang saat ini dilakukan. Tidak mudah ditiru berarti dapat ditiru dengan tidak sempurna. Sulit digantikan berarti tidak memiliki pengganti yang sama. Tabel 6 Aspek Pengukuran Kinerja dan Posisi Perusahaan a. Produk yang berbeda different sehingga kita tidak selalu bermasalah dalam persaingan. b. Service “personal” customer, karena typical orang Indonesia selalu senang jika dilayani secara pribadi. Loyalitas karyawan cukup tinggi, permintaan untuk menjadi distributor tinggi, dan hasil tes dari lembaga terkemuka “SII” menyatakan bahwa produk memiliki kualitas yang bagus. Pelayanan dan tempat atau lokasi. Memahami selera konsumen atau menebak tren yang terjadi, menjaga kejujuran dan nama baik perusahaan, akun kewajiban hutang terhadap pemasok. Harga produk dibandingkan harga produk yang lainnya. Konsumen-konsumen yang tetap kembali mempercayakan keluhan bahkan untuk memberikan saran kepada perusahaan. Kualitas pelayanan teknologi informasi yang digunakan dalam produksi, pemesanan, maupun akuntansi. Tidak memberikan jawaban, kesulitan pengukuran. Minat pelanggan, kebutuhan pelanggan, ketahanan produk/jasa di mata konsumen. Aspek lain yang dapat digunakan sebagai tolak ukur kinerja adalah tingkat kepuasan dari pelanggan. Kepuasan pelanggan yang lebih tinggi ke perusahaan saya. a. Aspek finansial memegang peranan sangat penting dalam mengukur kinerja perusahaan, fokusnya adalah sering membuat perusahaan terjebak pada orientasi pencapaian keuntungan dalam jangka waktu pendek Biaya pemasaran, profit margin, dan alokasi modal yang efektif Tingkat kepercayaan pelanggan tentang produk sari dele murni dan aspek ini sangat ditekankan. Inovasi dalam produksi, meliputi pemilihan bahan, cara penyimpanan bahan yang tetap mengutamakan kualitas produk. 169 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 170 Memberikan janji atau waktu yang tepat bagi pemesanan barang produksi perusahaan. Meminimalisasi keluhan pelanggan dan responsif terhadap semua keluhan pelanggan. Peningkatan jumlah pelanggan, efektivitas, dan efisiensi seluruh proses produksi, penghematan biaya yang dikeluarkan, dan kepuasan pelanggan. Pembahasan Penelitian ini menemukan bahwa ketidakpastian lingkungan bisnis tidak mempengaruhi strategi bisnis perusahaan. Ketidakpastian lingkungan diidentifikasi sebagai kontingensi penting dalam studi konseptual maupun empiris baik dalam strategi kompetitif maupun strategi manufaktur Skinner, 1969; Hofer, 1975; Dierdonck and Miller, 1980. Dalam studi ini ditunjukkan bahwa dinamisme lingkungan akan mendukung dalam keputusan pilihan strategi kompetitif. Perbedaan ini dengan literatur yang ada disebabkan oleh pelaku bisnis di Indoensia merespons ketidakpastian secara berbeda atau mungkin juga pelaku bisnis kurang melakukan analisis lingkungan yang mendalam. Temuan selanjutnya menyatakan bahwa strategi kompetitif mempengaruhi strategi manufaktur perusahaan, walaupun ada pada kondisi-kondisi tertentu. Artinya strategi bisnis tertentu akan sesuai dibarengi dengan strategi manufaktur tertentu. Strategi bisnis berpengaruh pada strategi kualitas, penghantaran, dan biaya, namun tidak berpengaruh pada strategi fleksibilitas. Temuan ini agaknya selaras dengan Swink and Way 1995 menunjukkan bahwa relatif sedikit studi yang memberikan bukti empiris tentang adanya pengaruh pilihan strategi kompetitif pada strategi manufaktur misalnya bahwa strategi manufaktur didukung oleh pilihan strategi kompetitif dalam bisnis yang memiliki kinerja bisnis tinggi. Vickery et al. 1993 menyatakan bahwa dalam pengembangan strategi manufaktur sangat penting untuk dicatat bahwa kinerja bisnis rendah dihasilkan ketika strategi manufaktur tidak dikaitkan dengan strategi kompetitif. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa kualitas dikaitkan dengan kinerja yang bagus. Ferdows and DeMeyer 1990 dan Noble 1995 memiliki argumentasi bahwa strategi manufaktur yang efektif umumnya dimulai dengan kualitas sebagai basis. Hipotesis diuji untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif kapabilitas manufaktur pada kinerja bisnis. Ini disebabkan untuk kondisi di Indonesia dampak penerapan strategi manufaktur tidak secara langsung mempengaruhi kinerja operasional namun diperlukan jangka waktu tertentu. Temuan ini kontras dengan literatur-literatur sebelumnya yang memberikan bukti-bukti pengaruh langsung antara faktor-faktor lingkungan khususnya dinamisme lingkungan dan strategi manufaktur. Swamidas and Newell 1987 dan Ward et al. 1995 meneliti keterkaitan dinamisme lingkungan, strategi manufaktur, dan kinerja bisnis. Dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa perusahaan dengan kinerja tinggi, memilih strategi manufaktur yang konsisten dengan lingkungannya. 170 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 171 Strategi kompetitif kompetitif mempengaruhi kinerja financial dan kinerja operasional. Hal ini selaras dan didukung oleh beberapa literatur yang ada seperti Van de Ven and Drazin 1985 dalam Ward and Duray 2000 dan Doty et al. 1993 mengemukakan bahwa strategi yang efektif digunakan untuk mencapai kinerja bisnis tinggi. Implementasi strategi merupakan kunci adanya keterkaitan antara strategi kompetitif dan kesuksesan perusahaan yang diukur dengan kinerja bisnis Ellitan dan Anatan, 2009. Beberapa penulis berpendapat bahwa strategi manufaktur mendeskripsikan implementasi dengan memberikan gambaran yang lebih rinci tentang bagaimana strategi kompetitif diaplikasikan Hatten et al., 1978; Miller, 1987. SIMPULAN Berdasarkan fenomena temuan dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang bisa digarisbawahi. Pertama, ketidakpastian lingkungan bisnis tidak mempegaruhi strategi bisnis perusahaan. Dalam melakukan strategi usahanya, UKM biasanya menggunakan strategi sebagai berikut 1 Menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang diciptakan oleh perusahaan yang berada di pasar pertama. Yang sering terjadi adalah banyak peniru imitator memperbaiki atau memodifikasi barang dan jasa untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi pembeli. Bila demikian, wirausaha perlu memindahkan daya saingnya ke segmen pasar lain dengan mendominasi segmen pasar kecil yang dipandang perusahaan besar tidak memiliki peluang. 2 Perubahan karakteristik produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi. Strategi ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, misalnya mengubah manfaat, nilai, dan karakteristik ekonomi lainnya. Temuan Kedua, strategi kompetitif kompetitif mempengaruhi strategi manufaktur perusahaan, walaupun ada pada kondisi-kondisi tertentu. Artinya strategi bisnis tertentu akan sesuai dibarengi dengan strategi manufaktur tertentu. Ketiga, strategi manufaktur tidak mempengaruhi kinerja finansial dan kinerja operasional. Keempat, ketidakpastian lingkungan bisnis tidak mempegaruhi strategi manufaktur perusahaan. Kelima, strategi kompetitif kompetitif mempengaruhi kinerja finansial dan kinerja operasional. Implementasi strategi merupakan kunci adanya keterkaitan antara strategi kompetitif dan kesuksesan perusahaan yang diukur dengan kinerja bisnis. SARAN Mengingat berbagai keterbatasan dari penelitian ini, maka peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan yang sebaiknya mempertimbangkan aspek lain yang mempengaruhi hubungan strategi kompetitif, strategi manufaktur dengan kinerja, seperti mengkaitkan dengan teknologi. DAFTAR PUSTAKA Dess, G. G. and P. S. Davis. 1984. Porter’s Generic Strategies as Determinant of Strategic Group Membership and Organizational Performance. Academy of Management Journal, Vol. 27, No. 3, pp. 467-488. 171 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 172 Dierdonck, R. V. and J. G. Miller. 1980. Designing Production Planning and Control System. Journal of Operation Management, Vol. 1, No. 1, pp. 37-46. Doty, D. H., W. H. Glick, and G. P. Huber. 1993. Multidimensional Fit, Equifinality, and Organizational Effectiveness A Test of Two Configurational Theories. Academy of Management Journal, Vol. 36, No. 6, pp. 1196-1250. Ellitan, L. dan L. Anatan. 2008. Strategi Operasi Dalam Era Baru Manufaktur. Alfabeta. Bandung. _________ dan _______. 2009. Strategi Bersaing, Konsep dan Instrumen. Alfabeta. Bandung. Ferdows, K. and A. DeMeyer. 1990. Lasting Improvement in Manufacturing Performance In Search of a New Theory. Journal of Operations Mangement, Vol. 9, No. 2, pp. 168-184. Gupta, Y. P. dan S. C. Lonial. 1998. Exploring Linkage Between Manufacturing Strategy, Business Strategy, and Organizational Strategy. Production and Operation Management, Vol. 7, No. 3, pp. 243-264. Hatten, K., D. Schendel, and A. Cooper. 1978. A Strategic Model of The US Brewing Industry 1952-1971. Academy of Management Journal, Vol 21, No. 4, pp. 592-610. Hayes, R. H. and S. C. Wheelwright. 1984. Restoring Our Competitive Edge Competing Through Manufacturing. Wiley. New York. Hofer, C. W. 1975. Toward A Contigency Theory of Business Strategy. Academy of Mangement Journal, Vol. 18, No. 4, pp. 784-810. Keats, B. W. and M. A. Hitt. 1988. A Causal Model of Linkage Among Environmental Dimension, Macro Organizational Characteristic, and Performance. Academy of Management Journal, Vol. 31, No. 3, pp. 570-598. Kim, L. and Y. Lim. 1988. Environment, Generic Strategies, and Performance in A Rapidly Developing Location A Taxonomic Approach. Academy of Mangement Journal, Vol. 31, No. 4, pp. 802-827. Miller, D. 1987. The Structural and Environmental Correlates of Business Strategy. Strategic management Journal, Vol. 8, No. 1, pp. 55-76. ________ and P. H. Friesen. 1983. Strategy Making and Environment The Third Link. Strategic Management Journal, Vol. 4, No. 3, pp. 221-235. Mintzberg, H. 1978. Pattern in Strategy Formulation. Management Science, Vol. 24, No. 9, pp. 934-948. Mitsuhiro, H. 2005. Structural Changes in Indonesian Industry and Trade An Input-Output Analysis. The Developing Economics, Vol. 43, No. 1, pp. 39-71. 172 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 173 Muljani, N., Y. Koesworo, dan L. Ellitan. 2019. Perencanaan Stretegis UKM Wilayah Surabaya dan Sekitarnya Berbasis Analisis SWOT. Unika Widya Mandala Surabaya. Noble, M. A. 1995. Manufacturing Strategy Testing The Cumulative Model in A Multiple Country Context. Decision Science, Vol. 26, No. 5, pp. 693-720. Permana, A., A. Laksmana, dan L. Ellitan. 2017. The Effect of Environmental Dynamism, Dynamic Managerial Capabilities, and Deliberate Organizational Learning on The SME Performance with Dynamic Capabilities as Mediator Variable. Case Study on Small and Medium Enterprise in Surabaya. International Journal of Advanced Research IJAR, Vol. 5, No. 7, pp. 540-551. Porter, M. 1980. Competitive Advantage Creating and Sustaining Superior Performance. Free Press. New York. Salim, A. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Tiara Wacana. Yogyakarta. Schoemaker, P. J. H. 1992. How to Link Strategic Vission to Core Capabilities, Sloan Management Review Magazine Fall, pp. 67-81. Skinner, W. 1969. Manufacturing-Missing Link in Corporate Strategy. Harvard Business Review, Vol. 47, No. 3, pp. 136-145. Swamidass, P. M. and W. T. Newell. 1987. Manufacturing Strategy, Environmental Uncertainty and Performance A Path Analytic Model. Management Science, Vol. 33, No. 4, pp. 509-524. Swink, M. and M. H. Way. 1995. Manufacturing Strategy Propositions, Current Reseach, Renewed Directions. International Journal of Operation and Production Mangement, Vol. 15, No. 7, pp. 4-26. Timer, M. P. 1999. Indonesia Ascent on Technology Ladder, Capital Stock, and Total Productivity in Indonesia Manufacturing 1975-1995. Bulletin of Indonesian Economic Studies, Vol. 35, No. 1, pp. 75-97. Vickery, S. K., C. Droge, and R. R. Markland. 1993. Produstion Competence and Business Strategy Do They Effect Business Performance An Empirical Study of Singapore Manufacturers. Journal of Operation Management, Vol. 13, No. 2, pp. 99-115. Ward, P. T., D. J. Bickford, and G. K. Leong. 1995. Business Environment, Operation Strategy, and Performance An Empirical Study of Singapore Manufacturers. Journal of Operation Management, Vol. 13, No. 2, pp. 99-155. _______ and R. Duray. 2000. Manufacturing Strategy in Context Environment, Competitive Strategy, and Manufacturing Strategy. Journal of Operation Management, Vol. 18, No. 2, pp. 123-138. 173 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 174 Williams, F. F., D. E. D’Souza, M. E. Rosenfeldt, and M. Kassaee. 1995. Manufacturing Strategy, Business Strategy, and Firm Performance in A Mature Industry. Journal of Operations Management, Vol. 13, No. 1, pp. 19-33. 174 ... Oleh karena itu para wirausaha juga tidak menitik beratkan pada strategi inovasi dan menjalin kemitraan seperti yang telah dibahas sebelumnya, tetapi strategi yang lebih tepat yaitu adalah dengan memperhatikan perkembangan kinerja dan berupaya untuk meningkatkan kinerja usahanya. Ellitan, 2021. ...Diana DianaLuqman HakimMuhammad FahmiPenelitian ini menganalisis faktor-faktor penentu kinerja UMKM di Wilayah tangerang Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa sejauh mana masalah utama dan kendala yang dihadapi oleh pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM di wilayah Tangerang Selatan. Tantangan terberat para pelaku UMKM saat ini adalah kemampuan dalam pengelolaan usahanya terutama di Pasca Pandemi Covid-19 saat ini. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner, yang dikembangkan dengan Google Form, dan disebarkan melalui media sosial online. Teknik purposive dilakukan terhadap komunitas UMKM di Tangerang Selatan, dengan menyebarkan kuesioner kepada para pelaku dan komunitas UMKM sebanyak 392 responden mengirimkan dan memenuhi syarat kriteria responden. Kemudian data tersebut diuji menggunakan Structural Equation Modeling SEM Amos yang menghasilkan Kompetensi Pelaku Usaha memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kreatifitas Strategi Pemasaran, Akses Permodalan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kreatifitas Strategi Pemasaran, Kreatifitas Strategi Pemasaran memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja UMKM, namun Akses Permodalan memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Kinerja UMKM, dan Kompetensi Pelaku Usaha memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Kinerja UKM. Hasil ini agar dapat sebagai rujukan pihak pemerintah dalam mendukung peningkatan kinerja para pelaku UMKM dengan memperhatikan faktor Kompetensi, Kreatifitas Pemasaran namun tidak mengabaikan faktor akses permodalan sehingga dapat turut meningkatkan pendapatan PermanaArsono Laksmana Lena EllitanRapid change on business environment requires the business practitioner to prepare in order to stay exist and keep efficient. The company with good quality will be able to take an advantage when compete with other companies. SMEs in Indonesia influences national economic growth. SMEs have been proved as a resilience entity when face the global crisis. Also, SMEs contribute positively to the society. This study was conducted on SMEs in Surabaya to assess the effect on dynamic capabilities when faced the external environmental changes which are frequently uncontrollable and unpredictable. The research sample is 114 SMEs in Surabaya area. The data will be analyzed by structural equation modeling. The study found that environmental dynamism, dynamic managerial capabilities, and deliberate organizational learning gave a considerable effect on dynamic capability, however these variables did not prove a significant effect on firm performance. The dynamic capability variable mediated the relationship between environmental dynamism, dynamic managerial capabilities and deliberate organizational learning towards firm performance. Roland Van DierdonckJeffrey G. MillerThis paper presents a contingency model designed to explain aggregate differences in the specifications for production planning and control systems across firms. The specifications for a firm's system, stated broadly in terms of the investment in information processing systems and organizational integrativeness, are related to that firm's competitive strategy and environment. An analysis of data from a limited sample of companies, and a panel of managers, provides insights into the applicability of the concepts used in the model, and its potential A. NobleThis study statistically tests the cumulative model for the building of manufacturing capabilities by comparing and contrasting the manufacturing strategies of 265 North. American, 129 European, and 167 Korean factories by region. The cumulative model suggests that better performing competitors build one manufacturing capability upon another in a sequential, cumulative fashion—starting first with quality, followed by dependability, delivery, cost efficiency, flexibility, and lastly, innovation. The primary findings of this exploratory study are as follows 1 the data yielded some evidence for the cumulative model, with the Korean data being the most supportive of the model; 2 North American, European, and Korean managers take different approaches to improved competitiveness; and 3 rather than focusing on one or two capabilities, better performing firms generally compete on the basis of multiple capabilities. That quality is not only at the base of the cumulative model but is often among the multiple capabilities shows the importance of quality management globally. Morgan SwinkMichael H. WayA substantial number of propositions have been made over the last 20 years regarding the content of manufacturing strategy and the process of strategy development and implementation. Although many of the propositions have been well received, few have been rigorously tested via empirical methods. Reviews empirical research efforts to date in order to assess the effectiveness of current research directions and methodologies in evaluating earlier propositions. Discusses strengths, weaknesses and directions for future research in each area of manufacturing H. HayesSteven C. WheelwrightThis problem solver offers a wealth of remedies for American industry's neglect of competitive manufacturing strategies and its resulting loss of productivity. Drawing upon the example of world-class and foreign manufacturers, the book illustrates what American industry must do in terms of manufacturing capability to regain a preeminent spot in the marketplace.
Bangundan latih model ML menggunakan arsitektur jala data di AWS: Bagian 1 82567062173.fb-comments,.fb-comments span,.fb-comments span iframe[style]{min-width:100%!important;width:100% !important} Organisasi di berbagai industri menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML) untuk memecahkan tantangan bisnis khusus untuk industri mereka.

Pengertian Lingkungan Bisnis dan Manfaatnya Bisnis adalah suatu organisasi yang dijalankan untuk memperoleh suatu keuntungan yang diinginkan. Dalam bisnis yang dijalankan, terdapat pula lingkungan yang memenuhi proses bisnis tersebut. Lingkungan dan bisnis saling memenuhi satu sama lain dan saling berkaitan. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai lingkungan bisnis. Menurut Hooper, bisnis merupakan perkumpulan dari berbagai bidang, seperti penjualan dan industri, manufaktur, distribusi, perbankan, insuransi, transportasi, dan lainnya yang dapat memberikan jasa kepada relasi bisnis atau pengguna jasa. Untuk menjalankan suatu bisnis, dibutuhkan lingkungan yang bisa mendukung dan memberikan dampak yang baik bagi bisnis dan lingkungan itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, lingkungan adalah konfigurasi sumber daya yang tersedia serta semua yang memengaruhi pertumbuhan manusia atau hewan. Sedangkan bisnis adalah usaha komersial dalam dunia perdagangan dan atau menjalankan bidang usaha. Lingkungan bisnis dapat dimaknai sebagai seluruh komponen yang dapat memengaruhi maupun mendukung jalannya suatu bisnis yang dilakukan oleh seseorang. Faktor yang mempengaruhi Lingkungan Bisnis Lingkungan bisnis sangat memegang peran penting dalam keselarasan lingkungan dan bisnis itu sendiri. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi lingkungan bisnis. Faktor tersebut dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dari lingkungan bisnis memegang pengaruh besar bagi berputarnya bisnis tersebut dan timbal balik yang dapat diberikan bisnis terhadap lingkungan. Sedangkan faktor eksternal mencakup seluruh lapisan yang berada di luar perusahaan. Biasanya faktor eksternal menanamkan pandangan yang baik maupun buruk bagi suatu bisnis yang ada. Faktor internal yang memengarui lingkungan bisnis meliputi citra bisnis atau perusahaan, sistem kepegawaian yang digunakan, hubungan dan relasi bisnis antar sesama karyawan, strategi pemasaran yang digunakan, serta kualitas dan tujuan dari bisnis yang dijalankan. Faktor eksternal yang memengaruhi lingkungan bisnis meliputi pelanggan dari bisnis itu sendiri, relasi yang diajak bekerja sama untuk mewujudkan tujuan yang sama, media yang digunakan untuk pemasaran bisnis, serta pesaing bisnis. Manfaat Memahami Lingkungan Bisnis Sebelum menjalani bisnis, ada baiknya untuk mempelajari dan memahami lingkungan bisnis agar tercipta suatu keselarasan bagi lingkungan dan bisnis itu sendiri. Lingkungan bisnis dapat membantu berjalannya bisnis itu sendiri. Tidak hanya bisnis, lingkungan juga bisa mendapatkan vibes yang baik. Lingkungan bisnis yang digunakan dengan baik dan benar dapat menimbulkan dampak yang baik pula bagi seluruh lapisan bisnis dan masyarakat. Paham akan lingkungan bisnis, suatu perusahaan atau penggerak bisnis bisa memanfaatkan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Lingkungan bisnis yang dipelajari juga bisa dijadikan patokan akan life style atau tren masa kini yang sedang dijalankan dan diminati oleh publik. Lingkungan juga berperan penting dalam peluang bisnis yang akan dibangun dan dijalankan ke depannya. Dengan mempelajari dan memahami lingkungan bisnis tersebut, peluang bisnis dapat dikembangkan dan meingkatkan kinerja bisnis. Jenis Lingkungan Bisnis Secara garis besar, lingkungan di mana bisnis beroperasi terdiri dari dua kategori, yaitu Lingkungan internal, yang mencakup berbagai faktor di bawah kendali perusahaan. Lingkungan eksternal, yang mewakili berbagai faktor di luar kendali perusahaan. Lingkungan internal Lingkungan internal terdiri dari struktur organisasi, budaya perusahaan, dan sumber daya perusahaan. Mereka mengendalikan perusahaan. Maksud saya, perusahaan dapat mengubahnya untuk beradaptasi dengan lingkungan eksternal dan untuk mencapai tujuan. Lingkungan luar Beberapa ahli menawarkan klasifikasi yang berbeda untuk lingkungan eksternal. Dan, di sini, saya akan merujuk ke buku Thomas L. Wheelen ” Manajemen Strategis dan Kebijakan Bisnis.” Ia membagi hirarki lingkungan eksternal menjadi tiga tingkatan, yaitu Lingkungan fisik alami natural physical environment terdiri dari sumber daya fisik, iklim, dan satwa liar. Mereka adalah lingkungan luar dan mempengaruhi dua lingkungan lainnya lingkungan sosial dan lingkungan tugas. Lingkungan sosial societal environment termasuk komponen analisis PESTEL tetapi tidak termasuk faktor lingkungan. Jadi itu terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi. Mengapa mengecualikan faktor lingkungan? Alasannya, setiap perubahan dalam lingkungan alam dapat memiliki implikasi untuk perubahan dalam kebijakan politik dan ekonomi, sosial budaya, dan teknologi, tetapi tidak sebaliknya. Misalnya, tekanan pemanasan global memengaruhi cara pemerintah mengambil kebijakan ekonomi. Ini juga memengaruhi komunitas dalam beradaptasi dengan perubahan-perubahan tersebut. Tetapi, baik pemerintah maupun masyarakat, mereka tidak dapat mempengaruhi suhu global. Maksudnya, kita tidak bisa menurunkan suhu global secara drastis. Kita hanya beradaptasi dengan melakukan kegiatan ramah lingkungan, mengurangi efek pada kenaikan suhu global. Untuk alasan ini, faktor lingkungan harus berada pada hierarki yang lebih tinggi yaitu, pada poin 1. Lingkungan tugas task environment mencakup interaksi antara perusahaan dan para pemangku kepentingannya. Mereka terdiri dari pemerintah, kelompok kepentingan khusus, pelanggan, pesaing, asosiasi perdagangan, serikat pekerja, kreditor, dan masyarakat. Berikutnya, saya menyajikan beberapa analisis yang berguna secara singkat untuk membantu Anda memahami lingkungan eksternal bisnis Analisis PESTEL merinci variabel-variabel kekuatan politik, ekonomi, sosial-budaya, teknologi, alam, dan hukum yang memengaruhi operasi bisnis. Signifikansi setiap variabel untuk perusahaan bervariasi, tergantung pada jenis industri. Suku bunga, misalnya, lebih memengaruhi bank komersial daripada produsen. Siklus industri memberi tahu Anda apa fase industri ini. Siklus terdiri dari fase pengenalan, pertumbuhan, matang, dan penurunan. Setiap tahap memiliki implikasi yang berbeda untuk pertumbuhan penjualan, pemasaran, dan strategi persaingan. Five Forces oleh Porter menjelaskan kepada Anda mengapa profitabilitas di industri tertentu lebih tinggi daripada di sektor lain. Porter kemudian merinci lima kekuatan yang mempengaruhi keuntungan 1 daya tawar pembeli, 2 daya tawar pemasok, 3 ancaman substitusi, 4 ancaman pendatang baru, dan 5 persaingan antara perusahaan dalam industri. Analisis pemangku kepentingan stakeholder analysis sangat penting untuk menjawab kepentingan siapa yang harus dipertimbangkan ketika mengembangkan atau menerapkan strategi. Anda harus secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang siapa pemangku kepentingan perusahaan , bagaimana mereka memengaruhi perusahaan, dan seberapa signifikan pengaruhnya terhadap perusahaan. Kelompok strategis strategic groups membantu Anda mengidentifikasi siapa yang merupakan pesaing paling langsung. Tidak hanya itu, melalui analisis ini, Anda juga akan tahu atas dasar apa mereka bersaing. Faktor-faktor kunci keberhasilan key success factors menentukan apa yang harus dilakukan perusahaan dan bagaimana melakukannya dengan baik. Memecahnya sangat penting untuk mencapai tujuan yang diuraikan dalam rencana strategis. Mengapa Anda harus memahami lingkungan bisnis? Lingkungan bisnis memengaruhi keberhasilan dan profitabilitas perusahaan. Perubahan mereka memengaruhi keputusan strategis perusahaan. Beberapa mungkin memiliki dampak tidak langsung, sementara yang lain memiliki dampak langsung. Lingkungan bisnis mempengaruhi kinerja dan strategi perusahaan. Sebagai contoh Lingkungan alam seperti kebakaran hutan, perubahan iklim, dan bencana alam. Peristiwa politik, seperti perubahan kepemimpinan, korupsi, dan kerusuhan politik. Kondisi ekonomi, seperti resesi, suku bunga tinggi, devaluasi mata uang, dan hiperinflasi. Perubahan sosial budaya seperti perubahan selera dan preferensi konsumen, pergeseran komposisi demografis, dan urbanisasi. Perubahan regulasi, seperti regulasi persaingan, keamanan produk, dan perlindungan konsumen. Teknologi seperti internet dan e-commerce Kondisi internal , seperti pergantian karyawan dan produktivitas. Seberapa besar dampak setiap faktor terhadap perusahaan, itu tergantung pada industri di mana perusahaan beroperasi. Devaluasi akan memiliki eksposur yang lebih besar kepada eksportir daripada perusahaan asuransi properti. Demikian juga, pergeseran selera konsumen lebih berdampak pada produsen makanan daripada bank. Dalam kebanyakan kasus, perusahaan memiliki kendali atas lingkungan internal, tetapi tidak lingkungan eksternal. Perusahaan hanya beradaptasi dengan perubahan di lingkungan eksternal. Dan, dalam hal ini, ketidakpastian dan besarnya efek harus menjadi pertimbangan Anda. Semakin tinggi ketidakpastian dan pengaruhnya, semakin besar tantangan strategis bagi perusahaan. Lingkungan eksternal yang dinamis memaksa perusahaan untuk merespons dengan cepat dan tepat. Perencanaan skenario, intuisi, dan pendekatan pembelajaran sangat penting untuk merespons. Ini juga membutuhkan struktur organisasi yang fleksibel sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat. Buat Lingkungan Bisnis Selalu Positif dengan Jurnal Dengan menggunakan aplikasi keuangan online maka lebih menghemat waktu proses administrasi dan operasional, dengan harga yang efisien, efektif dan cepat. Karena itu, pebisnis bisa lebih fokus untuk mengembangkan lingkungan usaha yang lebih baik. Aplikasi bisnis bisa diakses secara fleksibel, untuk berbagai perangkat dan kapan saja, selama terhubung dengan internet. Free trial Jurnal selama 14 hari.

.
  • 4j8ctzht19.pages.dev/119
  • 4j8ctzht19.pages.dev/67
  • 4j8ctzht19.pages.dev/173
  • 4j8ctzht19.pages.dev/419
  • 4j8ctzht19.pages.dev/488
  • 4j8ctzht19.pages.dev/26
  • 4j8ctzht19.pages.dev/67
  • 4j8ctzht19.pages.dev/65
  • pendekatan dalam melihat bisnis dan lingkungan